CIREBON – Kekecewaan terhadap progres revitalisasi Pasar Balong terus disuarakan oleh Komisi II DPRD. Dalam proses pekerjaan selama 2 tahun, investor dianggap wanprestasi. Karenanya Perusahaan Umum Daerah (Pearumda) Pasar Berintan diminta bersikap tegas.
Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Ir H Watid Sahriar meminta ada kejelasan terkait dengan Pasar Balong. Dia berharap dengan direktur utama yang baru, ada energi baru untuk menuntaskan persoalan-persoalan yang selama ini mengganjal.
“Ada tiga PR. Revitalisasi Pasar Balong, Revitalisasi Pasar Kanoman, kisruh GTC. Yanh terpenting saat ini Pasar Balong dulu,” kata Watid, kepada Radar Cirebon, Selasa (29/9).
Salah satu yang menjadi perhatian dari persoalan Pasar Balong adalah revitalisasi yang berjalan lambat. Bahkan setelah 2 tahun berjalan, progresnya belum memuaskan. “Kalau tidak mampu, lebih baik putus kontrak saja,” tandasnya.
Menurut dia, dengan keterlambatan progres pekerjaan, Pemerintah Kota Cirebon dalam hal ini Perumda Pasar Berintan dirugikan. Seharusnya pusat perdagangan tersebut sudah beroperasi penuh.
Untuk meminta kejelasan terkait persoalan Pasar Balong, rencananya Komisi II DPRD akan mengundang Perumda Pasar. Watid menginginkan pembahasan rapat fokus pada Pasar Balong.
Bahkan, Komisi II menginginkan agar pengelolaan Pasar Balong dilakukan Perumda Pasar Berintan. Tidak lagi melibatkan investor.
Seperti diketahui, meski ramai desakan Perumda Pasar untuk bersikap, namun sepertinya pembahasan dengan investor mandek.
Direktur Utama Perumda Pasar Berintan, Sekhurohman memang telah mengundang investor untuk membicarakan kelanjutan pekerjaan Pasar Balong. Namun, pertemuan tidak membicarakan hal signifikan, karena yang hadir dalam pertemuan bukan direksi melainkan perwakilan manajemen PT Metro Panen Raya.
Sekhurohman mengakui, belum ada progres yang berarti. Bahkan belum ada kepastian kapan pertemuan dengan investor dapat dilaksanakan.
Di lain pihak, PT Metro Panen Raya telah menyampaikan bahwa proyek revitalisasi terlambat karena berbagai hal. Salah satunya adalah pandemi covid-19.
Staf PT Metro Panen Raya, Bunga menjelaskan, terhentinya proyek revitalisasi Pasar Balong disebabkan pandemi Covid-19. Padahal, pihak pengembang sudah melakukan komitmen untuk melakukan pengerjaan pada bulan Februari 2020. (abd)