“Dan sekarang terbukti kan? Pertama 46, kemudian naik lagi, naik lagi. Ini tidak cukup hanya diisolasi 2 minggu. Isolasi 2 minggu selesai, nanti akan tumbuh lagi. Jadi, untuk memutus mata rantai, menurut saya segera tutup HK dan pulangkan semua santri,” ungkap Nuzul kembali menekankan.
Ia pun mendorong agar ada tracking untuk sejauh mana interaksi, baik santri maupun ustadz-ustadznya kepada warga. Tak hanya HK, Nuzul pun kemudian meminta agar ponpes lainnya yang berada di area yang sama, yakni Ponpes AM untuk dilakukan hal yang sama.
“Harusnya disterilkan. Untuk wilayah itu di-lockdown, gak masalah. Pintu-pintu keluar masuk Ponpes HK dan AM itu harus diblok. Baik yang gerbang besar maupun pintu-pintu jalan tikusnya harus ditutup,” tegasnya.
Pihaknya mengapresiasi pihak Polres yang sudah berupaya untuk menutup akses jalan menuju Ponpes HK maupun AM. Baik jalan kecil maupun jalan besar. Bahkan ia menyebut, cukup banyak guru HK dan AM yang kos di tempat masyarakat, yakni di Desa Manis Kidul dan Sembawa. “Ustadz-ustadznya berinteraksi di sana,” sebut dia.
Pada kesempatan itu, dia juga menyampaikan apresiasinya terhadap Gubernur Jabar melalui Wagub yang telah memberikan bantuan untuk alat Swab/PCR. Sehingga diharapkan bisa cepat terdeteksi secara keseluruhan.
“Tadinya saya apresiasi karena di wilayah Jalaksana, Manis Kidul itu kan paling tidak terdengar ada kasus Covid-19. Ini menjadi sebuah keprihatinan,” pungkas Nuzul. (muh)