CLEVELAND – Dua kandidat Calon Prersiden (Capres), Donald Trump dan saingannya Joe Biden saling serang terkait isu virus corona, ekonomi, serta pajak dalam debat pertama pemilu presiden Amerika Serikat (AS) di Cleveland pada Selasa (29/9) waktu setempat.
Saat moderator Chris Wallace melontarkan pertanyaan mengenai penanganan pandemi kepada dua capres, Biden menyoroti jumlah orang Amerika Serikat yang meninggal atau terinfeksi Covid-19.
Namun, kedua pesaing justru saling melontarkan penghinaan dalam perkelahian politik yang membuat sulit bagi salah satu kandidat untuk membuat poin.
“Maukah Anda tutup mulut, Bung? Ini sangat tidak rahasia,” kata Biden yang kesal setelah interupsi berulang kali hanya pada segmen pertama perdebatan tentang Mahkamah Agung.
“Anda adalah presiden terburuk yang pernah dimiliki Amerika,” ujar Biden yang menyebut Trump “badut” dan “rasis”.
Biden mempertanyakan kepemimpinan Trump untuk menanggapi pandemi virus corona, mengatakan Trump telah panik dan gagal melindungi warga Amerika karena dia lebih peduli dengan ekonomi.
“Dia panik atau dia melihat pasar saham,” kata Biden tentang Trump, yang telah mendorong negara-negara untuk membuka kembali ekonomi mereka dan meremehkan ancaman pandemi.
“Banyak orang meninggal dan lebih banyak lagi yang akan mati kecuali dia menjadi jauh lebih pintar, jauh lebih cepat,” kata Biden.
Trump merespons pernyataan politikus Partai Demokrat itu dengan mengungkit kembali rekam jejak Biden saat masih menjabat Wakil Presiden Barack Obama. Trump menyebut, Biden punya sejarah buruk dalam menangani wabah Flu Babi yang menewaskan lebih dari 17.000 orang.
“Kami telah melakukan pekerjaan dengan baik. Tetapi saya katakan pada Anda, Joe, Anda tidak akan pernah bisa melakukan pekerjaan yang kami lakukan. Anda tidak memilikinya dalam darahmu,” kata Trump.
Trump juga mengungkapkan, bahwa saat ini telah melakukan sejumlah langkah strategis dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19 di dalam negeri.
“Kami memiliki pakaiannya (APD), kemi membuat masker, dan ventilator. Anda (saat itu) tidak membuat ventilator,” ujarnya.
“Dan sekarang kita tinggal beberapa minggu lagi untuk mendapatkan vaksin. Kami sudah melakukan uji coba, dan akan ada lebih sedikit orang yang menderita,” lanjutnya.