Kecaman kepada Ketua DPRD Kuningan juga datang dari H Ahmad Sahirul Alim MA selaku ketua Umum KSSN (Komite Sekolah Swasta Nasional). Ia terlebih dulu menyampaikan duka yang mendalam untuk keluarga besar Pondok Pesantren HK Kuningan atas musibah Covid-19.
Selanjutnya, Sahirul menyatakan rasa mirisnya terhadap apa yang disampaikan Ketua DPRD Kuningan asal PDIP, Nuzul Rachdy. Padahal Nuzul juga tinggal satu desa dengan Pesantren HK, yakni di Desa Manis Kidul Kecamatan Jalaksana.
“Beliau mengucapkan bahwa Pondok Pesantren membawa limbah. Ungkapan itu disampaikan pada saat tetangganya yang juga rakyatnya tertimpa musibah,” ujarnya.
Menurut dia, ungkapan yang menyakitkan tersebut semestinya tidak boleh keluar dari seorang tetangga, apalagi pejabat publik.
“Oh iya, alangkah indahnya jika Pak Nuzul sebagai pejabat bersama Pondok HK gotong royong, seperti semboyan PDIP untuk mencari solusi terbaik. Seperti yang dicontohkan Lurah Gontor saat itu,” sentilnya kepada Nuzul.
“KH Imam Zarkasyi dan KH Ahmad Sahal dibantu Rahmat Soekarto yang saat itu menjabat sebagai Lurah Desa Gontor, pun berembug bagaimana menyelamatkan para santri dan pondok dari serangan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD Nuzul Rachdy saat diwawancarai sejumlah media di pressroom DPRD Kuningan, Rabu (30/9) pekan lalu, mengaku sangat prihatin terhadap kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang menimpa puluhan santri HK di Desa Manis Kidul Kecamatan Jalaksana. Ia pun meminta agar para santri di Ponpes HK dan AM segera dipulangkan.
“Saya merasa prihatin atas adanya kasus terkonfirmasi positif di Ponpes HK yang setiap hari terus mengalami kenaikan. Jadi, karena kasus di HK ini kasus yang luar biasa, maka saya meminta pemda untuk melakukan penanganan yang luar biasa juga,” pinta Nuzul.
Sebagai asli warga Desa Manis Kidul, aku Nuzul, selama ini Kecamatan Jalaksana, khususnya Desa Manis Kidul disebut sebagai zona aman dari Covid-19. Karena selama 6 bulan terakhir ini tidak pernah terdengar ada kasus terkonfirmasi Covid-19.
“Tapi tiba-tiba meledak sedemikian banyak. Artinya bahwa ini ada penanganan yang dari sejak awal tidak serius,” ujarnya.