Pandemi Covid-19, Gencar Jualan secara Online

Pandemi Covid-19, Gencar Jualan secara Online
SUPPORT PENGRAJIN BATIK : Disperdagin Kabupaten Cirebon menyerahkan bantuan alat produksi batik tulis untuk sejumlah pengrajin batik tulis di Cirebon, kemarin. --FOTO: ANDRI WIGUNA/ RADAR CIREBON
0 Komentar

SUMBER – Industri batik tulis menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 di Kabupaten Cirebon. Salah satu penyebabnya adalah jumlah pesanan atau order yang turun drastis, hingga banyak pengrajin terpaksa berhenti memproduksi batik karena sulit dipasarkan.
Hal tersebut disampaikan Abdul Rohmat, salah satu pengrajin Batik Trusmi. Ia terpaksa merumahkan tujuh karyawannya sementara waktu karena pesanan batik sangat sepi. Menurutnya, kondisi tersebut sudah berlangsung beberapa bulan terkahir. Sehingga, banyak pengrajin yang harus banting setir, sementara waktu alih profesi untuk menyambung hidup.
“Sekarang sangat susah kalau menjual batik. Mungkin karena daya beli masyarakatnya belum pulih akibat pandemi. Tingkat kunjungan pun sangat kecil. Kami tidak tahu kondisi seperti ini akan bertahan sampai berapa lama,” keluhnya, kemarin.
Persoalan yang dihadapi para pengrajin batik saat ini adalah pemasaran produk. Di mana, sangat sulit menjual hasil produksi karena pengunjung yang datang sangat sedikit. Serta, daya beli masyarakat yang berkurang akibat pandemi.
Alhamdulillah hari ini kita mendapat bantuan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin). Kita dapat perlengkapan membuat batik tulis yang nantinya akan sangat berguna untuk meningkatkan produksi. Selain itu, kita diberikan pelatihan memasarkan produk secara online, baik melalui media sosial atau ecommerce untuk menembus sekat-sekat batas wilayah. Sehingga, tidak terlalu terbebani dengan kondisi pandemi sekalipun,” imbuhnya.
Sementara itu, Kadisperdagin Kabupaten Cirebon, H Deni Agustin SE melalui Kabid Perindustrian Hj Endang Sri Pujiastuti SSi MSi mengatakan, pihaknya terus mendorong serta berupaya membantu agar industri kecil dan menengah (IKM) tetap tumbuh dan berkembang di masa pandemi Covid-19.
Salah satu yang dilakukan saat ini adalah mendistribusikan bantuan dari Direktorat Industri Kecil, Menangah, dan Aneka (IKMA) berupa perlengkapan batik tulis kepada 25 pengrajin di Ciwaringin, Astanajapura, serta Trusmi. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas.
“Total ada 25 pengrajin yang kita bantu untuk program kali ini. Tiga pengrajin dari Ciwaringin, yang terkenal dengan batik y pewarna alami. Lalu, dua pengrajin batik di Astanajapura, dan yang paling banyak di Trusmi, sebanyak 20 pengrajin. Bantuannya berupa set peralatan membuat batik tulis,” ungkapnya.

0 Komentar