MAJALENGKA – Pemkab Majalengka menggelar program Edukasi dan Rembug Masyarakat, yang dihadiri Bupati Majalengka di Curug Katumbiri Desa Margajaya, Selasa (6/10). Program tersebut dilaksanakan untuk memperluas akses kesempatan kerja bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Bentuk kegiatannya berupa padat karya infrastruktur. Dalam kesempatan tersebut, Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KKUKM) memberikan bantuan ke 15 desa di Kabupaten Majalengka.
Kadis KKUKM Majalengka DR Ir H Sadili MSi menjelaskan, pemberian bantuan tersebut untuk memperlancar akses daya tahan masyarakat. Menurutnya program tersebut merupakan rintisan, dan berharap pengerasan jalan yang berjarak 1 kilometer memudahkan mobilitas untuk masyarakat khususnya distribusi hasil produksi.
“Apalagi akses ini saling berkaitan antara wisata dengan pertanian,” jelasnya.
Sadili menyebutkan, di Kecamatan Lemahsugih ada tiga desa yang dibantu melalui program padat karya yakni Desa Lemahsugih, Margajaya, dan Sinargalih. Untuk satu desa diberikan bantuan Rp200 juta, dengan catatan harus dikerjakan oleh masyarakat di desa terkait dan harus diberi upah Rp75.000 per hari.
“Upaya ini untuk menggerakkan dan menumbuhkan kembali gotong royong di masyarakat. Kami berharap pelaksanaannya lancar sampai selesai. Jika sudah ada pengerasan jalan, mungkin bisa diajukkan kembali ke dinas terkait untuk teknis pengaspalan. Apalagi jalan yang dilakui untuk kepentingan orang banyak,” ungkap Sadili.
Sedangkan Kuwu Margajaya, Jeje Sudrajat menjelaskan pihaknya akan fokus mengembangkan destinasi wisata di desanya agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Apalagi pengerasan jalan bantuan Pemkab menghubungkan dengan destinasi wisata curug Katumbiri.
“Alhamdulillah sedikit demi sedikit dibangun bertahap, sehingga potensi curug Katumbiri bisa dikembangkan agar menjadi lokasi wisata yang indah dan banyak dikunjungi para wisatawan,” terang Jeje.
Pengerasan jalan menuju curug Katumbiri juga terkait sektor pertanian, sehingga memudahkan transportasi para petani. Biasanya hasil panen dibawa dengan berjalan kaki, minimal dengan akses jalan tersebut hasil panen bisa dibawa dengan kendaraan.
“Nantinya akses tersebut sejalur, dan satu sama lain antara wisata dengan sektor pertanian saling menguntungkan,” katanya.
Pihaknya berterima kasih ke pemkab yang sudah memperhatikan dan membantu pembangunan objek wisata yang sedang berjalan, sesuai dengan nama desa Margajaya diharapkan semakin jaya dan menjadi kebanggaan masyarakat. (iim/adv)