Rata-rata para pelaku hidroponik ini sudah memiliki pasar masing-masing. Mereka men-supply ke berbagai supermarket dan lainnya. Beragam tanaman yang ditanam seperti pakcoy, caesin, sawi pagoda, kangkung, dan lainnya.
Sebagian besar memanfaatkan pekarangan atau halaman rumah yang ada, beberapa di antaranya juga ada yang sengaja menyewa tempat untuk membuat area hidroponik ini. “Saat ini rata-rata mereka memiliki 300 hingga 1.000 lebih lubang tanam, dan rata-rata sudah supply ke berbagai tempat,” terangnya.
Namun, kelemahan dari para pelaku hidroponik ini adalah dalam manajemen tanam. Beberapa kali kerap terjadi penumpukan produksi bahkan kekurangan produksi satu jenis tanaman. Untuk itu dengan adanya kelompok ini bisa sharing dan saling men-support baik pasokan dan jenis tanaman hingga sharing management tanam serta lainnya.
“Kami terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung, besar harapan masyaraakt lainnya bisa memanfaatkan lahan kosong di rumah untuk mulai bercocok tanam salah satunya dengan metode hidroponik ini,” pungkasnya. (*)