Negara dan pemerintahan hadir untuk beberapa tujuan. Diantaranya keteraturan dan kesejahteraan masyarakat. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA) berperan penting dalam upaya mewujudkan hal tersebut. Perkembangan Kota Cirebon yang semakin pesat dan maju, membawa dampak multi dimensi.
SALAH satu dampak yang dirasakan dari perkembangan Kota Cirebon sebagai pusat perdagangan, jasa dan ekonomi di wilayah III Cirebon, menyebabkan persoalan sosial. Untuk itu, diperlukan langkah nyata dalam upaya memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Kota Cirebon. Ada tiga tugas utama DSPPPA. Bidang sosial, pemberdayaan perempuan, dan pemberdayaan anak. Ketiga berkaitan erat.
Dengan penanganan persoalan sosial yang komprehensif, membawa dampak baik bagi upaya pemberdayaan perempuan. Lebih dari itu, perempuan menjadi garda utama dalam ketahanan keluarga.
Di dalam keluarga, ada pemberdayaan anak yang diharapkan dapat menjadi generasi emas untuk Kota Cirebon dan Indonesia. Untuk itu, upaya masif dan nyata harus terus dilakukan. Karena kehidupan yang ideal akan terkait dengan kesejahteraan.
Kesejahteraan bersinggungan dengan kemiskinan. Menjadi tugas pemerintah untuk berupaya optimal mengurangi tingkat kemiskinan dan persoalan sosial lainnya. Sebagai daerah jalur nasional, Kota Cirebon menjadi primadona dalam berbagai kegiatan sendi perekonomian. Gelandangan, anak terlantar, masyarakat rentan miskin, dan permasalahan sosial lainnya, perlu penanganan yang komprehensif.
Saat ini, tiga calon Kepala DSPPPA Kota Cirebon sudah terpilih. Ketiganya memberikan rencana program kegiatan dan strategi penanganan permasalahan sosial. Termasuk upaya pemberdayaan perempuan dan anak. Ketiganya yaitu Dra Santi Rahayu MSi, Sri Darmanto SSos MPSSp, Drs Tri Helvian utama MM.
Kemiskinan, kenakalan remaja, gelandangan, anak terlantar, kekerasan kepada perempuan dan anak, menjadi bagian dari persoalan. Hal itu akan berkaitan dengan lintas sektoral. Ketiga calon Kepala DSPPPA memiliki program kerja untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Santi Rahayu menjadikan pembangunan shelter atau rumah singgah bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) menjadi program prioritas. Termasuk pula melakukan update data untuk penerima bantuan sosial agar tepat sasaran.
Untuk penanganan kekerasan pada perempuan dan anak, Santi Rahayu akan memberikan sosialisasi dan advokasi di level lingkungan masyarakat tingkat RW. “Harus ada sinergitas untuk menangani permasalahan sosial di Kota Cirebon,” ucapnya.