Atas Nama Fraksi PDIP, Rana Sampaikan Permohonan Maaf

Rana-Suparman
MAAF: Mantan Ketua DPRD Kuningan, Rana Suparman, atas nama F-PDIP, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan khususnya kepada Ponpes HK, terkait diksi “limbah” yang dilontarkan Ketua DPRD Nuzul Rachdy, kemarin. Foto : Mumuh Muhyiddin/Radar Kuningan
0 Komentar

“Persoalan ini nanti akan dikonfirmasi oleh BK, termasuk salah satu anggota BK dari Fraksi PDIP, Pak H Purnama. Sehingga berkewajiban menyampaikan kepada Ketua DPC partai (Acep Purnama, red), terkait materi-materi di BK. Hal itu agar Ketua DPC juga tidak salah dalam mengambil keputusan, tapi berdasarkan realitas lapangan,” tegas Rana.
Pesan khusus untuk Ponpes Husnul Khotimah, Rana kembali menyampaikan permohonan maaf, dan mengajak semua membuka pintu untuk tabayyun dan saling memaafkan. Ajakannya itu tidak bermaksud untuk tidak merasakan rasa kekecewaan dan kekesalan dari semua yang ada di Ponpes Husnul Khotimah, dan juga yang lainnya.
“Sekali lagi, saya sebagai salah satu dari anggota Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan permohonan maaf,” ucapnya lagi.
Ditanya bagaimana tanggapannya terkait tuntutan massa agar Ketua DPRD Nuzul Rachdi keluar dari gedung DPRD, ia menjawab hal itu tergantung dari keputusan partai (DPC PDIP, red). Termasuk jika dilaporkan ke aparat hukum, menurut Rana itu tergantung dari aspek hukumnya, apakah ini masuk ke dalam kategori ujaran kebencian atau tidak. “Soal hukum itu bukan ranah dewan,” ujarnya.
Untuk sikap fraksi-fraksi di DPRD, menurut Rana akan saling membantu memberikan solusi. Menurutnya, H Acep Purnama SH MH sebagai Ketua DPC PDIP Kuningan akan menugaskan secara objektif kadernya yang ditugaskan di BK (H Purnama) sesuai dengan track-nya.
Lalu apa dampaknya buat PDIP terkait kasus yang menimpa Sekretaris DPC PDIP, Nuzul Rachdi itu? Rana menjawab, hal itu tergantung masyarakat yang mengasumsikan masalah itu seperti apa. Hanya saja dampak untuk dirinya pribadi, ia mengaku menjadi rajin berdoa kepada Allah SWT, lalu melakukan kontemplasi dan mawasdiri. “Ternyata ini dari keseleo ya,” tutur Rana.
Ia pun menceritakan sedikit kejadian yang pernah menimpa DPRD di era kepemimpinannya beberapa tahun lalu, saat munculnya isu “maksiat”. Meski dirinya tidak ikut-ikutan, namun sebagai ketua dewan, ia mengaku bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Dulu kan ada kasus maksiat, tapi kan saya gak ikut di dalamnya. Maksudnya saat itu saya datang terlambat. Hanya karena saat itu saya ketua dewannya, ya saya harus bertanggung jawab. Yang jelas saya waktu itu tidak ikut-ikutan,” pungkas Rana sambil tertawa. (muh)

0 Komentar