WNI Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri

bom filipina
LULUH LANTAK: Kondisi Katedral Jolo usai ledakan bom kembar yang diduga merupakan ulah kelompok militan Abu Sayyaf. FOTO: AFP
0 Komentar

MANILA – Militer Filipina menangkap seorang perempuan warga Indonesia (WNI) karena diduga tengah merencanakan serangan bom bunuh diri, pada Sabtu (10/10) dini hari waktu setempat. WNI tersebut diduga terlibat dalam rencana untuk menyerang sebuah kota di selatan dalam waktu dekat.
Seperti dikutip dari Strait Times, Sabtu (10/10), perempuan WNI tersebut bernama Rezky Fantasya Rullie yang diketahui merupakan mantan istri pejuang milisi asal Indonesia yang tewas di Sulu pada Agustus lalu.
Tentara dan polisi menangkap RF bersama dua perempuan Filipina yang dicurigai sebagai istri militan Abu Sayyaf. Ketiganya ditangkap di sebuah rumah di selatan Kota Jolo, Provinsi Sulu di mana ditemukan juga rompi peledak dan komponen bom.
“RF juga diyakini sebagai putri dari dua pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 21 orang dalam serangan di katedral Katolik di Jolo awal tahun lalu,” demikian pernyataan otoritas keamanan Filipina.
Penangkapan RF terjadi kurang dari dua bulan setelah sepasang perempuan pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di Pulau Jolo, Provinsi Sulu yang mayoritas dihuni penduduk muslim. Aksi teror itu menewaskan 15 orang dan melukai 74 orang lainnya.
Pasukan Filipina mengatakan, bahwa suami Rullie, Andi Baso, yang dicari di Filipina dan Indonesia karena dugaan keterlibatannya dalam serangan bom, telah tewas dalam bentrokan 29 Agustus di dekat kota Patikul di Sulu.
“Kami telah mengejar pelaku bom bunuh diri, teroris asing di Sulu setelah dua pemboman di kota Jolo (Agustus),” kata juru bicara militer Filipina, Brigjen William Gonzales.
“RF adalah yang pertama dalam daftar sejak kami menerima laporan intelijen bahwa dia akan melakukan bom bunuh diri,” lanjutnya.
Pasukan Filipina telah meningkatkan perburuan calon pengebom di wilayah selatan yang bergolak menyusul serangan bunuh diri yang hampir bersamaan oleh dua militan wanita yang menewaskan 15 orang dan melukai 75 lainnya di Kota Jolo pada Agustus. Insiden itu adalah serangan ekstremis terburuk yang terjadi di Filipina sepanjang 2020.
Dua wanita yang melakukan serangan bunuh diri 24 Agustus di Jolo adalah istri dari militan Abu Sayyaf yang telah meninggal, yang menunjukkan bagaimana ekstremisme telah melibatkan keluarga dalam beberapa kasus.

0 Komentar