KUNINGAN – Puluhan warga Kelurahan Purwawinangun dan Winduherang Kecamatan Kuningan, menggelar pertemuan untuk membahas keberatan mereka terhadap adanya limbah kotoran hewan (kohe) yang mengalir melalui sungai.
Ade Doyok, salah satu perwakilan warga Purwawinangun, mengeluhkan persoalan limbah kohe yang berasal dari peternakan sapi di wilayah Cipari Kecamatan Cigugur. Limbah tersebut sebenarnya sudah dikekuhkan warga sejak lama, namun hingga kini belum juga ada penanganan.
“Kami warga dari beberapa desa, terutama Kelurahan Purwawinangun dan Winduherang, sebenarnya sudah mengeluhkan masalah Limbah Kohe ini sejak lama, sejak dua tahunan lalu. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan tegas dan solusi,” keluh Ade Doyok, usai menggelar pertemuan dengan puluhan warga di Purwawinangun, kemarin (15/10).
Menurutnya, dengan adanya limbah kohe tersebut, masyarakat menjadi resah dan sangat terganggu. Betapa tidak, keberadaan limbah kohe tersebut benar-benar merepotkan masyarakat terdampak, terutama di Kelurahan Winduherang dan Purwawinangun.
“Apalagi saat musim hujan, limbah kohe ini makin mengganggu dan sangat meresahkan. Dikhawatirkan akan muncul penyakit. Pernah kita informasikan ini ke bupati, tapi sampai sekarang belum ada keputusan atau realisasi yang tepat,” ujarnya.
Dikayakan Ade Doyok, aliran sungai yang membawa limbah kohe dari wilayah Cipari tersebut, melewati sejumlah desa, hingga pula sampai ke wilayah Purwawinangun, tepatnya di sungai belakang bank bjb.
“Banyak juga ikan di kolam-kolam warga yang mati diduga akibat limbah kitu. Baunya dari limbah kohe ini menyengat, kami mengkhawatirkan ini jadi penyakit,” keluhnya lagi.
Jika tidak ada penanganan yang serius, kata Ade Doyok, pihaknya berencana akan turun ke jalan untuk menggelar aksi, sebagaimana aksi-aksi sejumlah elemen masyarakat terkait “limbah” ujaran Ketua DPRD Nuzul Rachdy SE.
Untuk itu, ia meminta dinas terkait, seperti Dinas Peternakan, Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup dan juga Dinas Kesehatan, agar segera turun tangan menangani masalah limbah kohe tersebut.
“Kalau masalah ini dibiarkan, kemarahan masyarakat bisa saja memuncak. Kita tidak mau Kuningan tidak kondusif, kalau ini dibiarkan, khawatir seperti kasus limbah yang sekarang ramai di DPRD,” pungkasnya.