CIREBON – Kabupaten Cirebon dan Kuningan sudah melewati masa-masa kritis zona merah Covid-19. Yang tersisa, tinggal Kota Cirebon di wilayah Ciayumajakuning.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, di Jawa Barat, tinggal dua daerah yang berstatus zona merah. Yakni Kota Cirebon dan Kabupaten Bekasi. “Dari sisi epidemiologi, zona merah hanya ada dua. Sempat lima, tujuh. Sekarang yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Cirebon,” ujar Kang Emil.
usai melakukan rapat koordinasi di Markas Kodam III Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Senin (19/10).
Kang Emil mengatakan, penekanan untuk mengurangi zona merah terus dilakukan. “Dengan metode yang kita lakukan, mudah-mudahan bisa nol (zona merah). Bodebek sudah konsisten, hanya satu zona merah,” ungkapnya.
Mantan walikota Bandung ini juga menjelaskan, status zona merah berpengaruh pada sisi ekonomi. Salah satunya, tingkat hunian atau okupansi hotel. Menurutnya, saat ini memang kondisi okupansi hotel masih anjlok.
Sementara itu, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 asal Kota Cirebon, terus bertambah. Senin (19/10), jumlah total pasien terkonfirmasi positif menembus angka 404 orang. Atau terdapat tujuh orang kasus positif baru. Satu di antaranya penambahan meninggal dunia dari kategori terkonfirmasi positif.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr H Edy Sugiarto MKes menjelaskan, dari jumlah tersebut, tiga di antaranya berstatus tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di salah satu puskesmas di Kota Cirebon, serta 1 anak-anak usia 8 tahun.
“Kelurahan Jagasatru 1 orang, Kelurahan Karyamulya 2 orang, Kelurahan Panjunan 1 orang, Kelurahan Harjamukti 1 orang, Kelurahan Kalijaga 2 orang. Yang dari Karyamulya, itu salah satunya anak-anak usia 8 tahun,” ujar Edy kepada wartawan, kemarin.
Edy menyebutkan, dari sebarannya, penambahan kasus terkonfirmasi positif masih didominasi kluster keluarga. Sebab, tiga orang tambahan positif hari kemarin merupakan nakes. Tapi sisanya merupakan kluster keluarga.
“Penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon yang paling tinggi masih terdapat pada kluster rumah tangga atau kluster keluarga,” sebutnya.
Untuk mencegah penyebaran Covid-19, pihaknya terus melakukan testing, tracing, dan isolasing secara masif. Tracing dan testing juga terus dilakukan dengan swab test masal yang digelar di Gedung Diklat BKKBN.