CIREBON – Pemberlakuan jam malam di Kota Cirebon turut memberikan dampak pada sejumlah pedagang Kaki Lima (PKL) di ruas Jalan Tuparev, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.
Ada yang dagangannya lebih ramai dari biasanya. Ada juga yang merasa tidak ada pengaruhnya. Kecuali merasakan lalu lintas yang lebih padat.
Beberapa orang pun akhirnya memilih mencari alternatif di ruas jalan lain. Salah satunya Tuparev yang dengan dengan kota namun tak menerapkan jam malam.
Pedagang makanan memang merasakan pengunjungnya lebih ramai. Namun, itu tidak berlaku merata. Syahdan misalnya. Sejak diberlakukannya jam malam, pembeli di malam hari memang naik, meski tidak signifikan.
Penjual Thai Tea tersebut biasanya buka hingga pukul 20.00 WIB, pada jam tersebut biasanya sudah tidak ada pembeli. Namun beberapa waktu terakhir masih ramai pembeli. “Lumayan nambah (pembeli). Jam segitu dari arah kota masih ramai,” kata Syahdan, kepada Radar Cirebon.
Pedagang lainnya, Nas justru merasa pemberlakuan jam malam tidak memberikan efek drastis pada penjualannya. Jumlah pembelinya memang bertambah, tapidirasa tak jauh berbeda dari biasanya. Hanya saja, lalu lintas kendaraan memang kebih padat. “Ramainya di jalan. Kalau yang beli mah biasa saja,” ucapnya.
Malah, Nas mengungkapkan, secara umum penjualannya semasa pandemi hingga saat ini masih dirasa belum normal.
Anang, PKL lainnya juga menyebutkan, pembelakuan jam malam menyebabkan kepadatan kendaraan di Jalan Tuparev. Ia sempat merasakan pembeli ramai di malam hari, namun hal itu tidak berlangsung lama. “Biasanya kalau makin malem sepi, pas jam malam pernah ramai tapi tidak berturut-turut paling sehari dua hari,” tukasnya.
Anang mengungkapkan, sejak pembatasan aktivitas diberlakukan di Kota Cirebon, memang pembeli cukup meningkat. Namun secara umum pedagang masih sangat terdampak dengan adanya pandemi covid-19.
Selama pandemi penjualan masih belum stabil. Kalaupun ada peningkatan, belum bisa dibandingkan dengan omzet pada saat kondisi normal. “Sekarang memang lagi sulit,” tukasnya. (apr)