Cerita Pilu Penyintas Covid-19

Cerita Pilu Penyintas Covid-19
Penyintas covid-19 saat ditemui di kediamannya.
0 Komentar

Penguatan dan dukungan psikososial pada pasien Covid-19, dipercaya dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Hal ini juga yang dirasakan sejumlah penyintas Covid-19 di Kota Cirebon.

***
DEWI, merupakan salah satu penyintas (orang yang bertahan hidup)  Covid-19. Ia baru dinyatakan sembuh pada Kamis (9/10) lalu. Setelah menjalani 8 kali tes swab. Dua hasil terakhir menyatakan dirinya negatif. Selama hampir satu bulan, dirinya harus menjalani isolasi.
Dewi yang bekerja sebagai staf apotek di RSUD Arjawinangun ini, menjalani tes swab pertama pada pertengahan bulan September lalu. Saat itu, ia dinyatakan sebagai kontak erat, setelah salah seorang rekannya dinyatakan positif.
Setelah menjalani tes swab, ia pun dinyatakan positif. “Saat itu memang kondisinya lagi kurang enak badan, ada kayak flu. Tapi setelah tahu hasilnya positif, ya percaya tidak percaya,” ungkap perempuan warga Kelurahan Pegambiran tersebut.
Ia pun diminta untuk menjalani isolasi di RSUD Arjawinangun. Rasa sedih begitu ia rasakan. Ia juga digelayuti kekhawatiran akan kondisi keluarganya. Terlebih, ia juga sempat kontak erat sebelumnya.
Ya. Kekhawatiran yang berlebihan akan dampak yang dirasakan, membuatnya semakin drop. Selama seminggu pertama menjalani isolasi, kondisinya tak kunjung membaik. Ia merasakan gejala seperti batuk, demam, dan penurunan fungsi indera penciuman.
“Sempat diinfus juga karena tidak nafsu makan. Lidah rasanya pahit saja,” ungkapnya.
Sementara di rumahnya, 7 orang anggota keluarganya, yang terdiri dari anak, suami, kakak dan orang tuanya menjalani swab test. Seluruhnya dinyatakan positif. Termasuk anaknya yang masih berusia 5 bulan.
Kendati begitu, seluruhnya tidak merasakan gejala apapun alias dikategorikan sebagai orang tanpa gejala (OTG). Namun, ia mengaku tetap merasa khawatir. Terlebih, kabar tersebut telah menyebar di masyarakat.
Di masyarakat, Covid-19 sendiri masih dianggap sebagai penyakit aib. Sehingga, banyak penderita mendapatkan reaksi negatif dari lingkungan. Baik berupa gunjingan maupun sikap kurang menyenangkan yang ditunjukan kepada penderita dan keluarganya.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Dewi dan keluarganya. Di saat sedang membutuhkan dukungan dan berusaha untuk mendapatkan kesembuhan, justru yang diterima adalah reaksi yang kurang menyenangkan.

0 Komentar