“Ada lima langkah efektif di pesantren guna mengantisipasi penyebaran virus Corona,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, BNPB, Jakarta, Minggu (25/10).
Pertama, testing bebas Covid-19 tetap diterapkan kepada santri yang akan masuk ke wilayah pesantren. Kedua, memperhatikan kebersihan lingkungan pesantren. Mulai dari kebersihan kamar tidur, peralatan makan, dan juga peralatan beribadah. “Semuanya perlu dipastikan higienis dan tidak dipakai secara bergantian,” imbuhnya.
Ketiga, disiplin menerapkan protokol kesehatan. Lakukan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) selama berada di lingkungan pesantren.
Keempat, santri yang mengalami gejala ringan segera melapor ke pengelola pesantren. Hal ini sangat penting agar mendapat tindakan cepat. “Sehingga jika ditemukan ada gejala Covid-19, maka penanganan di pesantren jauh lebih mudah,” paparnya.
Kelima, membatasi jumlah pengunjung. Tujuannya agar dapat menekan intensitas pertemuan dengan orang luar yang berpotensi menularkan virus. Jadwal kunjungan wali santri, lanjutnya, sebaiknya dibatasi. Selain itu diberikan jarak saat bertemu dengan santri serta dilarang bersentuhan fisik.
“Memang agak sulit menerapkan aturan ini di awal. Karena kultur Indonesia yang terbiasa berkumpul, guyub, dan berpelukan. Sementara selama tujuh bulan ini, kita harus jaga jarak, tak boleh bersalaman. Namun, protokol kesehatan harus dipatuhi oleh semuanya,” pungkas Masdalina. (rh/fin)