Zulfa menerangkan, satu perawat di Wisma Atlet menangani 20-30 pasien positif berstatus OTG. Pasien-pasien tersebut, karena tidak bergejala, maka treatment yang diberikan lebih kepada menjaga psikologis mereka agar tidak down, sehingga kualitas imunnya tetap terjaga dengan baik.
Untuk treatment lainnya, diberikan vitamin dan makanan bergizi, olahraga rutin, serta pemeriksaan kondisi vital seperti tensi dan denyut nadi setiap hari. Treatment ini diberikan selama 7 hari, pada hari ke-8 dilakukan swab tes ulang. Jika hasilnya negatif, pasien boleh pulang.
Alumni program profesi Ners Unpad 2019 ini menceritakan, awal mula dirinya menjadi relawan karena melihat informasi dibutuhkan banyak relawan untuk ditempatkan di Wisma Atlet, dia mencoba daftar. Tapi, awalnya terkendala izin orang tua. Setelah diyakinkan, akhirnya diizinkan berangkat sejak Juli 2020.
Hari pertama menginjakan kaki di Wisma Atlet Kemayoran, langsung medical check up. Diberi pelatihan singkat cara pakai APD, orientasi terapi kepada pasien, pengenalan lokasi, dan lain sebagainya. Keesokan harinya, langsung bertugas menangani pasien.
Di Wisma Atlet Kemayoran, terdapat 7 tower, 4 di antaranya difungsikan sebagai fasilitas isolasi, 2 untuk mess nakes. Tower 4 dan 5 dikhususkan bagi pasien positif penduduk DKI Jakarta. Sedangkan tower 6 dan 7 bagi pasien positif dari berbagai daerah yang mendapat rujukan langsung dari Kementerian Kesehatan. Tower 2 dan 3 untuk mess nakes.
Zulfa sendiri, bertugas di tower 7 lantai 22. Di hampir setiap lantai, terdapat 60 bed fasilitas isolasi. Pasien yang ditanganinya, kebanyakan merupakan TKI yang baru pulang dari luar negeri, ketika diskrining di bandara hasilnya positif, langsung dibawa ke Wisma Atlet untuk isolasi.
Maka tidak heran jika pasien yang ditanganinya tersebut berasal dari berbagai daerah. “Yang paling jauh ada dari Aceh, NTT dan Lampung. Untuk usianya, ada yang mulai bayi 4 bulan sampai lansia. Rata-rata dari mereka tidak bergejala,” ungkapnya.
Meski demikian, tidak jarang pula adanya pasien yang semula tidak bergejala, kemudian mengalami peningkatan gejala klinis. Pasien seperti ini, biasanya sebelumnya punya riwayat penyakit bawaan, seperti hipertensi, diabet, penyakit saluran pernafasan, bahkan ada juga yang punya riwayat kanker.