Prancis Berlakukan Status Darurat

Pakistan France Protest
AP PHOTO KECAMAN: Masyarakat muslim Pakistan membakar foto bergambar Presiden Prancis Emmanuel Macron, kemarin. Komentar “anti Islam” yang disampaikan Presiden Macron baru-baru ini, memicu kemarahan dan kecaman dari negara-negara muslim dunia.
0 Komentar

“Tindakan kekerasan tidak dapat dan tidak boleh dikaitkan dengan agama, kebangsaan, peradaban, atau kelompok etnik apa pun,” ujarnya.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menilai, mengenai dukungan Presiden Prancis terhadap penerbitan kartun Nabi Muhammad sebagai tindakan bodoh dan penghinaan bagi Islam.
Ali Khamenei sangat menyayangkan ucapan Macron yang justru melindungi aktivitas penistaan agama. Dalam Islam, menyamakan Nabi Muhammad dengan gambar makhluk apapun merupakan bentuk penistaan. Dia menyebut langkah Macron sebagai tindakan bodoh serta berpotensi memicu perpecahan.
“Tanyakan presiden Anda mengapa mendukung penghinaan terhadap utusan Tuhan atas nama kebebasan berekspresi. Apakah kebebasan berekspresi berarti menghina, terutama orang suci? ” kata Khamenei dikutip dari France24.
“Bukankah tindakan bodoh ini merupakan penghinaan terhadap alasan orang-orang yang memilihnya? ” lanjutnya.
Pernyataan Khamenei sejalan dengan sikap pemerintah Iran yang melontarkan kecaman dan kritik terhadap Macron serta gerakan anti-Islam di Prancis.
Presiden Iran, Hassan Rouhani mengeluarkan peringatan keras kepada Prancis. Dia mengatakan, sikap Macron dan gerakan anti-Islam berpotensi memicu kekerasan serta pertumpahan darah jika tidak segera dihentikan.
Macron menjadi sorotan setelah menyatakan, bahwa ia tak melarang Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Ia juga mengatakan Islam adalah “agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.”
Macron melontarkan pernyataan ini sebagai respons atas tewasnya guru yang membahas karikatur Nabi Muhammad di Charlie Hebdo, Samuel Paty (47), di Eragny, oleh pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18).
Dapat disampaikan, bahwa penyerangan di sekitar Gereja Notre Dame Basilica, Nice, Prancis bermula pada pukul 8:29 waktu Prancis ketika seorang pria dengan pisau mulai menyerang orang-orang yang sedang berdoa di dalam Basilika Notre-Dame, di jantung kota Mediterania.
Berdasarkan keterangan Jaksa anti-teror Prancis, Jean-Francois Ricard, pelaku membawa salinan Alquran serta tiga pisau.
Pelaku penyerangan telah ditangkap usai polisi melepaskan tembakan. Pelaku merupakan laki-laki Tunisia berusia 21 tahun yang baru tiba di Prancis pada awal Oktober 2020. Ia datang ke Eropa dengan kapal migran melalui Pulau Lampedusa, Italia pada akhir September lalu. Ia mengaku sebagai Brahim Aouissaoui.

0 Komentar