CIREBON – Keluarga Besar Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) sedang berduka. Salah satu tenaga kesehatannya, Tatang Koswara meninggal dunia karena positif Covid-19, kemarin (1/11).
Tatang berjuang melawan Covid-19 setelah selama 11 hari dirawat. Dia yang selama ini bertugas sebagai penata laksana ruangan anestesi ini, memang punya penyakit penyerta yakni jantung.
Direktur RSDGJ, Dr Ismail Jamaludin saat dikonfirmasi membenarkan, salah satu nakesnya bernama Tatang Koswara meninggal dunia, setelah berjuang melawan Covid-19.
Tatang sempat menjalani perawatan selama 11 hari dan hari Minggu (kemarin, red) pukul 08.45 WIB meninggal dunia setelah berjuang melawan covid. Jenazah almarhum, langsung dimakamkan di TPU Karang Asem Sindanglaut, Kabupaten Cirebon menggunakan protokol Covid-19.
Disinggung apakah Tatang Koswara termasuk nakes yang terpapar covid bersamaan dengan 39 nakes, Ismail membenarkan. “Keluarga besar Rumah Sakit Gunung Jati turut berduka cita atas wafatnya nakes kami. Semoga almarhum husnul khotimah dan amal ibadahnya diterima di sisi-Nya,” ujarnya.
Sementara, Sekda Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi juga menyampaikan duka cita atas gugurnya nakes RSDGJ. “Innalillahi wainna ilaihi rojiun, hari ini mendapat informasi, Tatang Koswara perawat anastesi meninggal dunia, karena Covid-19,” kata Sekda.
Sekda mengaku cukup mengenal dan hafal sosok almarhum karena pernah menjadi wadir umum keuangan RSDGJ. Menurut Gus Mul, almarhum sempat dirawat, dan meninggal dunia di RSD Gunung Jati karena ada penyakit penyerta yakni jantung.
Dia berharap nakes lainnya bisa segera pulih dan sehat kembali. Bagaimanapun juga, nakes adalah garda terdepan dalam bidang kesehatan termasuk garda terdepan penanganan Covid-19. “Mudah-mudahan almarhum diterima iman dan Islamnya,” kata Sekda.
Pemerintah Kota Cirebon memberikan apresiasi atas pengabdian tenaga kesehatan dan berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan. Terkait kelanjutan pelayanan rumah sakit pasca meninggalnya salah satu nakes, sekda belum bisa memastikan pelayanan tetap normal atau lockdown. “Belum dapat informasi lanjutan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Sekda juga meminta internal rumah sakit tetap tenang. Dirinya tidak menampik memang secara psikologis berpengaruh kepada nakes, tapi berharap tidak terlalu lama.