Jenderal Bintang Dua
AS Terlibat Kasus
Pelecehan Seksual
Â
WASHINGTON DC – Angkatan Udara Amerika Serikat telah mendakwa seorang jenderal bintang dua dalam kasus pelecehan seksual, membuka peluang digelarnya mahkamah militer pertama untuk perwira tinggi dalam 73 tahun sejarah kesatuan tersebut.
Mayor Jenderal Angkatan Udara William Cooley dituduh menyentuh dan mencium seorang perempuan tanpa izin pada Agustus 2018 lalu. Menurut pihak Angkatan Udara AS, korban adalah warga sipil dan bukan karyawan Departemen Pertahanan.
Cooley dijadwalkan menjalani sidang pendahuluan pada 27 Januari mendatang, di mana seorang hakim militer senior akan memberi penilaian terhadap kasusnya. Hakim tersebut yang akan memutuskan apakah perkara Cooley layak disidangkan di mahkamah militer. Langkah Angkatan Udara AS ini disambut baik Protect Our Defenders, kelompok yang memberi advokasi kepada korban pelecehan seksual di lingkungan militer.
Organisasi tersebut menilai Angkatan Udara AS selama ini menerapkan standar ganda dalam penegakan hukum. Prajurit rendahan sering kali mendapat hukuman lebih berat dibanding perwira untuk kejahatan yang sama. “Sudah terlalu lama para perwira senior ditempatkan pada standar yang lebih rendah dari pria dan wanita yang mereka pimpin. Semoga ini pertanda bahwa Angkatan Udara telah menyadari dampak merusak membiarkan jenderal tidak dihukum atas kejahatan mereka,” ujar Don Christensen, pimpinan Protect Our Defenders.
Pada 2017, Angkatan Udara menjatuhkan hukuman penurunan pangkat dua tingkat kepada seorang jenderal bintang empat yang terbukti berulang kali memaksa bawahannya berhubungan badan.
Uang pensiun sang jenderal juga dipangkas sekitar USD 60 ribu per tahun sebagai ganti rugi kepada korban. Hingga hari ini, Jenderal (purn) Arthur Lichte membantah semua tuduhan dan bersikeras bahwa penuduhnya berusaha memperkaya diri.
William Cooley sendiri adalah yang terbaru dalam deretan perwira senior angkatan bersenjata yang didakwa atas tuduhan pelecehan seksual. Penyelidikan USA TODAY menemukan bahwa sejak 2013 hingga 2017, penyidik telah mendokumentasikan setidaknya 500 kasus tindakan menyimpang oleh jenderal, admiral dan pejabat sipil. Hampir setengah dari kasus-kasus itu merupakan tindakan personal seperti perzinahan, pelecehan seksual serta tindak kekerasan. (USATODAY/dil/jpnn)