Kiprah tenaga kesehatan sangat penting dalam penanganan Covid-19. Tidak hanya penanganan saat pasien masih menjalani perawatan medis, namun juga saat pasien terkonfirmasi Covid-19 meninggal dunia.
ANDRI WIGUNA, Cirebon
BANYAK pengalaman menarik dan tak terlupakan yang dialami dr Riza Rivana MHKes SpF dan timnya saat melakukan penanganan jenazah pasien terkonfirmasi Covid-19. Dari yang hampir dikeroyok warga, sampai diintimidasi ketika hendak menguburkan jenazah yang terpapar Covid-19.
Kondisi tersebut di antaranya terjadi karena adanya penolakan dari pihak keluarga pasien yang keberatan jenazah kerabatnya dimakamkan dengan protokol kesehatan.
“Kita sudah memakamkan puluhan korban yang meninggal akibat terpapar Covid-19. Dalam prosesnya, kita juga sering menerima intimidasi. Bahkan saya sempat didorong pun pernah. Ini terjadi karena keluarganya menolak jenazah dimakamkan secara protokol kesehatan,” ujar dr Riza yang juga kepala tim pemulasaran jenazah Covid-19 Kabupaten Cirebon, Minggu (15/11).
Menurutnya, tim pemulasaran tidak hanya menangani masalah pemakaman di Kabupaten Cirebon saja, timnya tersebut juga melakukan penanganan jika ada korban meninggal dari luar kota yang dirawat di rumah sakit di Kabupaten Cirebon.
“Jadi area kerja kita tidak hanya di lingkup Kabupaten Cirebon. Dari daerah lain kalau pasiennya dirawat di Cirebon dan meninggal, maka kita yang akan menangani. Termasuk jika ada dari Cirebon, tapi meninggal di luar kota, maka akan ditangani juga,” imbuhnya.
Selama bertugas, tim selalu dilengkapi APD lengkap untuk meminimalisasi penularan atau transmisi lokal Covid-19 saat pemulasaran ataupun pemakaman.
“Alhamdulillah, tim kita tidak ada yang terpapar. Saat bertugas, kita mengenakan APD lengkap,” tambahnya.
Sampai saat ini, pihaknya sudah memakamkan tidak kurang dari 99 jenazah yang terpapar Covid-19 di berbagai daerah. Mulai Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Indramayu, Brebes dan daerah-daerah lainnya. Khusus di Kabupaten Cirebon, sudah lebih dari 70 jenazah yang dimakamkan.
“Kita ada dua tim, tim barat dan timur. Total di Waled sudah memakamkan sekitar 72 jenazah dan di Arjawinangun ada 27 jenazah sampai dengan data kemarin,” bebernya.
Kedua tim ini pun, sambung Riza, selalu on duty dan siap kapan saja ada penggilan untuk pemulasaran dan pemakaman. Untuk tim barat ada di RSUD Arjawinangun dan tim timur ada di RSUD Waled. Di Arjawinangun ada sekitar 11 personel, sementara di Waled ada sekitar 9 personel yang selalu siap siaga.