CIREBON – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Cirebon, mencetak rekor penambahan 55 kasus baru, Jumat (20/11). Di antara para pasien positif baru tersebut, satu di antaranya merupakan Camat Kesambi, empat lurah, serta dua lainnya anak kandung Kadinkes Kota Cirebon yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr H Edy Sugiarto MKes mengatakan, untuk penambahan kasus terkonfimasi positif masing-masing berasal dari Kelurahan Kejaksan 1 orang, Kelurahan Larangan 32 orang, Kelurahan Kesambi 20 orang, dan Kelurahan Karyamulya 2 orang. Total kasus 778, 361 masih isolasi, 373 dinyatakan sembuh, dan 44 meninggal.
“Hari ini (kemarin, red) penambahan cukup banyak. Bisa dibilang rekor. Di antaranya ada 1 camat, 4 lurah, 2 dokter di Puskesmas Kesambi yang salah satunya anak saya, juga apoteker di klinik swasta anak saya juga,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa penularan virus corona memang tidak pandang bulu. Bisa menjangkiti siapa saja. Sehingga, dia berharap masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan yang masih dalam status level tinggi ini. Serta penerapan protokol kesehatan yang ketat ketika beraktivitas.
Sebab menurutnya, peluang setiap individu bisa menjadi spreader. Riset membuktikan bahwa dalam setiap 10 orang yang berkerumun, satu di antaranya merupakan spreader yang berpotensi menularkan virus corona melalui droplet kepada orang di dekatnya. Sehingga, pentingnya memakai masker, merupakan satu kewajiban ketika beraktivitas.
“Contohnya anak saya, dokter dan apoteker terpapar. Karena mereka melayani pasien setiap hari. Di antara para pasien yang datang tersebut, berpeluang menjadi spreader. Satu-satunya cara, kewaspadaan level tinggi. Pasukan medis diproteks maksimal, dan skrining pasien juga harus ketat,” bebernya.
Dia menyebutkan, untuk fasilitas kesehatan (Faskes) lainnya di Kota Cirebon yang juga terpapar, selain Puskesmas Kesambi, ada Puskesmas Larangan dan Puskesmas Pesisir. Ketiga faskes milik Pemkot Cirebon tersebut, saat ini lockdown pelayanannya, hingga hasil pemeriksaan terhadap pegawai lain dinyatakan sudah tidak ada lagi yang terpapar.
Terkait dengan kluster perkantoran, Edy menyebutkan penyebab penularannya masih diduga dari bermacam-macam faktor. Dia memperkirakan, kemungkinan besar transmisi lokal. “Bisa jadi saat memberi layanan, kunjungan lapangan, kunjungan tempat umum, rapat antar pegawai, bisa jadi setelah menerima kunjungan kerabatnya dari luar kota. Banyak kemungkinan,” jelasnya.