Marzuki mengatakan, begitu sang istri dinyatakan positif, entah karena sugesti atau hal lain, gejala covid itu muncul. Meski tak separah yang dialami suaminya. Nurul mengalami batuk dan sesak nafas.
Kesembuhan keduanya disepakati suami dan istri itu, karena mereka saling menguatkan. Terlebih masalah imun tubuh. Saling dukung dan bersanding, secara tidak langsung berpengaruh terhadap perasaan yang menenangkan. Sehingga meningkatkan imunitas tubuh. “Selama 13 hari kalau tidak ada istri, saya tidak membayangkan. Saya kira secara psikis bisa bermasalah,” paparnya.
Marzuki juga tak bisa membayangkan. Yakni bagi orang-orang yang dilakukan isolasi mandiri. Baginya, itu tak hanya sakadar diisolasi. Tetapi diisolir. Karena tak ada yang mendampingi. Tak bisa berinteraksi layaknya manusia sebagai makhluk sosial. “Seperti itu bukannya menyembuhkan, malah semakin parah secara psikis,” pungkasnya.
Kini suami istri itu telah sembuh. Kesibukan marathon kemarin dijadikan pelajaran keduanya. Kalau sewaktu-waktu penyakit bisa saja datang menghampiri. Meski itu dihadiahi bukti kesetiaan dan kecintaan pasangan yang tak kenal rintangan. Namun tetap saja, saling sahut batuk di rumah sakit itu terasa tidak enak. (*)