CIREBON – Entah seperti apa kondisi kesehatan orang nomor satu di Kota Cirebon ini. Namun, setelah sepekan menjalani isolasi mandiri di rumah dinas walikota akibat terserang Covid-19, Sabtu sore (28/11) kemarin, Drs H Nashrudin Azis SH dilarikan ke Rumah Sakit Advent Bandung.
Keterangan yang dihimpun Radar menyebutkan, Walikota Azis diberangkatkan ke RS Advent Bandung, Sabtu sore sekitar pukul 15.00 WIB menggunakan mobil pribadi. Selama perjalanan, dikawal oleh mobil ambulance. Bahkan, Sekda Drs H Agus Mulyadi juga turut serta mengantarkan walikota.
Dirawatnya walikota ke RS Advent Bandung, menurut sumber Radar, karena berdasarkan rujukan tim medis. Hanya saja, alasan detil kenapa sampai dirujuk ke Bandung, belum diketahui pasti.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi saat dikonfirmasi Radar, Minggu (29/11) membenarkan tentang kabar walikota yang dilarikan ke RS Advent Bandung. Namun dia menegaskan, kondisi kesehatan walikota stabil. Meski memang ada beberapa perhatian bahwa walikota hari Sabtu kemarin dirujuk RS Advent Bandung.
Dirujuknya walikota ke Bandung, kata Sekda, karena atas saran tim medis. “Tidak ada opsi lain, harus dirujuk ke Bandung,” tegasnya.
Sekda menjelaskan, secara umum kondisi walikota stabil. Bahkan, Sabtu malam pukul 20.00 WIB, dia ditelepon walikota memberitahukan kondisi kesehatannya setelah menjalani perawatan di Bandung.
“Mudahan-mudahan walikota beserta penyelenggara pemerintahan yang saat ini menjalani ujian, bisa diberikan kesembuhan,” ujarnya.
Disinggung faktor apa yang membuat walikota dirujuk ke Bandung, Sekda mengaku secara teknis tidak bisa menjelaskan. Karena yang bisa menjelaskan langsung adalah tim medis RSD Gunung Jati yang merujuknya.
Sebelumnya, Wakil Walikota Dra Hj Eti Herawati mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendoakan kesembuhan walikota agar segera pulih dan kembali beraktivitas menjalankan roda pemerintahan seperti sediakala. Dia juga mengimbau agar masyarakat konsisten menerapkan protokol kesehatan. Karena perkembangan Covid-19 saat ini menuju puncak.
BUTUH RUANG ISOLASI
Sementara itu, Sekda menjelaskan, ruangan yang disediakan untuk isolasi mandiri sebanyak 140 tempat tidur, full book. Sebanyak 100 lebih calon pasien tidak bisa masuk ke ruang isolasi dan terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Karena memang kapasitas sudah penuh dan kondisinya stagnan.