Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari Aplikasi pendeteksi kualitas Udara, IQAir melalui AirVisualnya, pengurangan aktivitas warga di luar rumah tidak terlalu berdampak terhadap kualitas udara di wilayah Kota Cirebon.
Dilihat pada pukul 15.00 WIB, Kualitas udara di wilayah Kota Cirebon berada di angka 87 yang berarti moderate atau sedang yang mendekati kategori tidak sehat untuk kelompok rentan. Sementara saat dipantau pada malam hari, kualitas udara di kota Cirebon berada di angka 76.
Angka ini tidak berbeda jauh saat AirVisual melakukan pengukuran pada pertengahan bulan agustus tahun 2019 lalu. Di mana saat itu angkanya adalah 93.
Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index). Untuk diketahui, AirVisual menggunakan rentang angka AQI 0-500, di mana semakin tinggi AQI semakin tinggi pula tingkat polusi udaranya.
Terdapat enam kategori, masing-masing yaitu dengan AQI 0-50 baik, 51-100 sedang, 101-150 tidak sehat untuk kelompok rentan, 151-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, 301-500 berbahaya.
Indeks tersebut menggunakan indikator enam jenis polutan udara yaitu PM2.5, PM10, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida dan ozon tingkat dasar. (awr)