Sejak jauh hari calon wisudawan dan wisudawati sudah diwanti-wanti. Boleh melaksanakan wisuda asal jangan bawa keluarga. Kebanyakan mereka sepakat. Toh daripada wisuda dalam jaringan (daring) justru akan lebih ngenes.
ADE GUSTIANA, Cirebon
SEDIANYA prosesi pemindahan tali toga dari kiri ke kanan itu dilakukan 28 Maret. Namun terbentur pandemi. Sehingga diundur. Baru bisa terlaksana di tanggal cantik duabelas-duabelas, Sabtu (12/12) kemarin. Adalah kampus STMIK IKMI Cirebon. Berlokasi di Jl Perjuangan, Kota Cirebon.
Sejumlah peraturan pun disosialisasikan. Jauh hari sebelum pelaksanaan. Melalui zoom. Di situ, semua dijelaskan. Hal apa saja yang wajib dipatuhi. Bukan hanya tak boleh bawa keluarga. Tapi juga harus memakai APD lengkap yang benar-benar bikin sumpek.
Seperti masker KN95, face shield dan sarung tangan. Sebelum masuk juga dicek suhu badan. Lalu disemprotkan cairan disinfektan. Dilarang selanjutnya adalah foto-foto di halaman tempat pelaksanaan wisuda. Yakni Hotel Prima di Jl Siliwangi.
Yang tidak kalah berat adalah wajib menyertakan surat keterangan tes corona. Minimal rapid. Tentu, dengan hasil non reaktif. Rapid test ini juga fasilitas dari kampus. Sebagai kompensasi bayar wisuda dengan nominal sekian-sekian itu.
Kata mereka, pihak kampus, rapid gratis ini pengganti undangan untuk kedua orang tua yang tak boleh hadir. Sehingga uangnya untuk keperluan lain-lain. Seperti rapid dan membeli APD tadi. Yang bikin miris dari rapid test ini adalah mereka yang dinyatakan reaktif. Sewaktu menjalani rapid di RS Pertamina.
Rapid test untuk calon wisudawan itu dijadwalkan Selasa-Kamis (8-10/12). Sementara pelaksanaan wisuda Sabtu (12/12). Repotnya lagi, mahasiswa yang dinyatakan reaktif tak ada waktu untuk mengikuti swab. Karena jadwal rapid test yang mepet itu. Sehingga terpaksa tak boleh mengikuti wisuda. Mau atau tidak mau harus diundur. Dengan angkatan di bawahnya. Insya Allah tahun depan.
“Dua kali rapid dan hasilnya reaktif,” kata salah seorang wisudawan.
Hasil rapid test itu dikabarkan lewat telepon. Pihak RS menelepon langsung calon wisudawan. Sementara mereka yang non reaktif, dikabarkan langsung saat pelaksanaan wisuda. Melalui selembar kertas berisi keterangan: bahwa atas nama tersebut non reaktif.