Selain itu, kata Edy, dengan melakukan isoman terpusat, juga mampu melokalisir potensi penyebaran ke anggota keluarga dan lingkungan terdekat. Sehingga, pasien yang terkonfirmasi positif bisa lebih konsentrasi dalam upaya penyembuhan dengan menjalani isolasi yang terpusat.
“Sampai hari ini (16 Desember), pasien isoman terpusat yang sudah kita tangani sebanyak 536 orang, 473 orang sembuh, atau persentase kesembuhan 88 persen. Sisanya ada yang dirujuk, ada juga yang memaksa pulang atas permintaan sendiri (APS),” ujarnya.
Menurutnya, jika memungkinkan program isoman yang mengambil sistem sewa full terhadap dua hotel yakni Hotel Langensari dan Hotel Ono’s, ada keinginan untuk terus diperpanjang. Namun, keterbatasan anggaran Pemerintah Kota Cirebon hanya memungkinkan perpanjangan kerja sama kedua hotel tersebut selama satu bulan saja di 2021.
“Kontraknya sebetulnya sampai akhir tahun, tapi kemarin kebijakan pak Walikota, kita mengalokasikan kembali anggaran untuk perpanjangan sewa dua hotel itu sampai Januari 2021,” ujar Kadinkes.
Anggaran yang telah disiapkan dari hasil menggeser-geser postur belanja pada APBD 2021, dialokasikan sebesar Rp1,5 miliar. Dengan sistem yang sama, menyewa seluruh kamar dan memberikan fasilitas makan tiga kali dan snack 2 kali kepada para pasien.
Termasuk untuk tenaga medis yang bertugas di fasilitas isoman tersebut juga diperpanjang. Sebanyak 36 orang, masing-masing hotel terdiri dari 3 dokter, 8 perawat dan sisanya tenaga umum yang membantu proses perawatan pasien isolasi mandiri terpusat.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Cirebon dr Hj Juliantina Mulus Rahaju menambahkan, dari 536 pasien yang telah ditangani di fasilitas isolasi terpusat, terdiri dari yang sudah sembuh 473 orang, yang dirujuk 24 orang, dan yang masih menjalani isolasi 39 orang.
“Yang masih menjalani isolasi sampai saat ini di Hotel Ono’s 13 orang, di Hotel Langensari 21 orang, dan di BKKBN 5 orang,” imbuhnya. (abd/azs)
Pemkot Larang Pesta Tahun Baru
