Varian Baru Tidak Berbahaya

Varian Baru Tidak Berbahaya
KETAT: Calon penumpang Kereta Api (KA) saat melakukan rapid tes antigen Covid-19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (22/12). PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero jelang Natal dan Tahun Baru 2021 menerapkan protokol kesehatan ketat moda transportasi KA, mulai 22 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021.
0 Komentar

JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau kepada masyarakat dunia tidak perlu khawatir terhadap varian baru Covid-19 yang muncul di Inggris dan dikatakan lebih menular. Kepala darurat WHO, Mike Ryan mengatakan, mutasi virus ini adalah bagian normal dari evolusi pandemi.
Kendati demikian, ia memberikan pandangan positif terkait penemuan strain baru yang mendorong banyak negara yang khawatir untuk memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris dan Afrika Selatan.
“Kami harus menemukan keseimbangan. Sangat penting untuk memiliki transparansi. Sangat penting untuk memberi tahu publik seperti apa adanya. Tetapi, penting juga untuk menyampaikan bahwa ini adalah bagian normal dari evolusi virus,” kata Ryan, dikutip dari Reuters, Selasa (22/12).
“Mampu melacak virus sedekat ini, dengan hati-hati, secara ilmiah, dalam waktu nyata, ini merupakan perkembangan positif bagi kesehatan masyarakat global. Negara yang melakukan jenis pengawasan ini harus dipuji,” sambungnya.
Mengutip data dari Inggris, kata Ryan, WHO menilai, mereka tidak memiliki bukti bahwa varian itu membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan daripada jenis Covid-19 yang ada. Meski pun tampaknya menyebar lebih mudah.
“Negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan, bertindak karena sangat berhati-hati saat menilai risiko. Itu tindakan bijaksana. Namun, penting juga bagi setiap orang untuk mengetahui bahwa ini terjadi, varian ini muncul,” tuturnya.
Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan menambahkan, mutasi virus Corona sejauh ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan influenza, dan bahkan varian baru Inggris tetap jauh lebih tidak dapat menular daripada penyakit lain seperti gondong.
“Sejauh ini, meski kami telah melihat sejumlah perubahan, sejumlah mutasi, tidak ada yang membuat dampak signifikan. Baik pada kerentanan virus terhadap terapi yang digunakan saat ini, obat-obatan, atau vaksin yang sedang dikembangkan. Dan orang berharap bahwa akan terus terjadi,” kata Swaminathan.
Pihaknya masih menunggu untuk mendapat lebih banyak rincian dalam beberapa hari atau minggu, tentang potensi dampak dari varian baru Covid-19 yang sangat mudah menular.
Sementara itu,  BioNTech, perusahaan farmasi Jerman yang membantu Pfizer mengembangkan vaksin Covid-19, optimistis, produk mereka akan mampu merespons varian baru virus. Sebab, varian baru Covid-19 tersebut memiliki protein yang sama persis dengan varian virus sebelumnya. Walau begitu, mereka mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut tetap perlu dilakukan.

0 Komentar