ANJATAN-Warga peserta rombongan ziarah asal Desa Kopyah, Kecamatan Anjatan mengaku kapok. Mereka tak ingin lagi berangkat wisata religi di tengah pandemi Covid-19 jika akhirnya justru membahayakan keselamatan jiwa.
Apalagi, pengalaman tidak mengenakan dialami rombongan perziarah sepanjang perjalanan menuju lokasi tujuan. Mulai dari Makam Gunung Jati Cirebon hingga Pamijahan, Tasikmalaya.
Penyesalan itu disampaikan sejumlah warga dari kluster ziarah saat menjalani tes swab PCR, Kamis (14/1).
Siyem contohnya. Dia mengungkapkan, perjalanan selama tiga hari pada Minggu-Selasa (27-28/12) akhir tahun 2020 lalu sangat menyiksa. Mobil bus yang dinaiki rombongan kerap mogok. Tidak ada fasiltas AC maupun TV.
Padahal peserta ziarah yang berjumlah sekitar 60 orang, membayar iuran masing-masing sebesar Rp200 ribu. “Makan sendiri-sendiri, di mobil pegelnya minta ampun. Mobilnya doyok, mogok terus. Gak nyaman pokoknya,” keluh dia.
Senada dituturkan Taswi, peserta ziarah lainnya. Sekian kali mengikuti ziarah, baru kali ini merasakan kecapean luar biasa. Sehingga tidak mengherankan, sepulang ziarah banyak yang jatuh sakit. “Kebanyakan sih pegel-pegel, kecapean. Terutama yang sudah tua-tua kaya kita,” ujar dia.
Ia mengaku, selama ziarah semua rombongan mulai dari orang tua, dewasa, remaja dan anak-anak disiplin memakai masker. Berkerumun hanya sesama rombongan. “Terus dilokasi ziarah juga sepi, cuma kita-kita aja yang ada,” terangnya.
Siyem, Taswi dan warga lainnya mengaku sudah mengetahui jika ada 10 orang peserta ziarah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Satu diantaranya meninggal dunia. Karena itu merekapun tidak keberatan untuk menjalani swab tes oleh tim medis UPTD Puskesmas Anjatan.
Hanya saja, lantaran kehabisan stok, baru 7 warga yang menjalani tes. Sisanya sekitar 40 orang lagi dijadwalkan hari ini, Jumat (15/1). “Alatnya habis. Besok nanti dilanjutkan. Sekitar 40 orang lagi,” kata salah seorang petugas medis.
Pantauan Radar, pengambilan swab di halaman warung milik warga di Blok Encle Sukamaju, RT 01 RW 01, Desa Kopyah tersebut berlangsung lancar dengan pengamanan aparat TNI dan kepolisian.
Ketujuh warga yang menjalani swab tes semuanya perempuan. Usia rata-rata di atas 50 tahun.
Sehari sebelumnya, sebanyak 44 orang yang kontak erat dengan Ny Mas (63), warga yang meninggal dunia dan dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, lebih dulu dites swab. Mereka yang sudah diswab diminta isolasi mandiri di rumah masing-masing sambil menunggu hasil swab keluar. (kho)