Usianya terbilang muda. Namun semangatnya untuk menggeluti pertanian cukup kuat. Berbeda dengan rekan seusianya yang enggan terjun ke dunia pertanian, pemuda asal Bandorasa Kulon, Kecamatan Cilimus, Nadiawan Zovizal itu mencoba peruntungan untuk membudidaya tanaman jahe merah.
M Taufik, Cilimus
Hal ini dilakukan, karena melihat peluang usaha menanam jahe merah, yang kini makin dicari banyak orang. Apalagi di masa pandemi Covid-19, banyak orang mengonsumsi tanaman rempah-rempah untuk meningkatkan imunitas tubuh. Salah satunya yakni jahe merah yang biasanya dijadikan bahan untuk membuat jamu. Peluang ini yang ditangkap oleh Nadiawan. Dia beranggapan, menanam jahe merah bisa mendatangkan keuntungan berlipat asal dikelola dengan serius.
Berlokasi di sebuah area seluas 20 bata, Ia mengembangkan tanaman jahe merah dengan dua metode. Pertama memanfaatkan media tanam melalui polybag, sedangkan satu lagi langsung ditanam pada area tanah.
“Memang mulanya karena tren jahe merah yang meningkat di dunia akibat dibutuhkan, sebab karena adanya pandemi ya. Saat masyarakat sudah mulai sadar akan manfaat dari rempah-rempah khas Indonesia ini, saya mencoba mengembangkan tanaman jahe,” kata Nadiawan.
Selain tergiur dari sisi bisnis yang dinilai cukup menguntungkan, dirinya berharap, usaha yang mulai dirintis dengan menjadi petani muda dapat menginspirasi orang lain. Khususnya para generasi milenial, sebab dibutuhkan regenerasi petani dari kalangan anak-anak muda.
“Kita mengajak anak-anak muda untuk turun tangan ke bidang pertanian. Sebab bidang ini sangat memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, semakin hari cukup jarang terlihat anak-anak muda yang hobi dalam mengembangkan usaha pertanian. Kalangan milenial cenderung lebih menyukai pekerjaan di kantoran, ketimbang berjibaku dengan tanah untuk mengolah lahan pertanian.
“Ya kita lihat saja sekarang, jarang ya dan sedikit jumlahnya anak-anak muda yang serius menekuni bidang pertanian. Memang kebanyakan lebih tertarik kerja kantoran, hanya nanti siapa yang akan meneruskan bapak-bapak petani ke depan,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, ada sebanyak 2.500 bibit jahe merah yang telah ditanam. Adapun pola tanamnya memanfaatkan sekam bakar, gedebog pisang dan campuran tanah dengan pupuk organik. “Hasil eksperimen sementara, antara media tanam polybag dengan bedengan ternyata lebih baik dengan polybag. Jadi bisa lebih efisien dalam menanam, tidak membutuhkan lahan yang luas, jumlah tanaman bisa lebih banyak,” tuturnya.