MAHASISWA pencinta alam sudah ada sejak lama. Era pertama kali munculnya Mapala adalah saat Soe Hok Gie pada tahun 1964. Ia mempelopori lahirnya Mapala UI yang sebelumnya bernama Mapala Prajnaparamita.
Seiring berjalannya waktu, eksistensi Mapala mulai tumbuh di setiap universitas, kampus maupun sekolah tinggi. Jumlah organisasi Mapala di Indonesia kini sudah mencapai ratusan jumlahnya, tak terkecuali di Cirebon. Komunitas mahasiswa yang identik dengan kegiatan alam seperti mendaki gunung, menjelajah hutan, dan berarung jeram di sungai tersebut sudah puluhan tahun lalu ada dan eksis.
Salah satunya, Mata Alam atau Mahasiswa Pencinta Alam dari STIKOM Poltek Cirebon. Mata Alam mampu melewati 23 tahun untuk tetap eksis dan mewarnai dunia permapalaan di Indonesia dan mengaplikasikan tri dharma perguruan tinggi yang salah satunya merupakan pengabdian kepada masyarakat.
Ketua Umum Mata Alam, Badrudin mengatakan sampai dengan saat ini organisasinya tersebut sudah menghasilkan 24 angkatan dengan total anggota sebanyak 163 orang. Jumlah anggota sambung dia ditambahkan setiap tahun ajaran baru baik dari mahasiswa baru atau mahasiswa semester atas.
“Organisasi kami ini muncul dari kesamaan visi dan pandangan terkait kegiatan mahasiswa di luar kegiatan perkuliahan. Sama-sama hobi naik gunung dan menemui hal baru, yang kemudian ingin secara serius mempelajari berkegiatan dialam bebas sesuai dengan SOPnya,” ujarnya.
Ada yang membedakan antara organisasi atau komunitas pencinta alam dengan organisasi-organisasi lainnnya. Yang paling dirasakan menurut Badrudin adalah rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang dirasakan begitu kuat antara sesama anggota Mapala se – Indonesia. Kemana pun pergi dan bertemu maka sesama mapala adalah saudara dan keluarga.
“Rasa kekeluargaan antara mapala begitu erat, meskipun kita bukan saudara sekandung tapi kita sejiwa, semua sama rasa karena prinsipnya satu untuk semua semua untuk satu,” imbuhnya.
Selain berkegiatan dialam, Mapala juga sambung Badrudin seringkali turun ke lokasi-lokasi bencana, melakukan kegiatan rescue dan kegiatan pelestarian lingkungan. Selain itu, mapala juga concern kekegiatan pelestarian lingkungan dengan melakukan kegiatan penanaman dan berupaya mengurangi penggunaan kemasan plastik.