CIREBON – Terletak di wilayah pesisir utara Kabupaten Cirebon, Desa Bungko Lor, Kecamatan Kapetakan, menyimpan surga pantai yang luar biasa. Yakni Pantai Sarwajala, yang terletak di muara Sungai Bungko.
Kendati demikian, surga tersebut masih butuh banyak sentuhan agar kelestariannya tetap terjaga dan mampu mendatangkan nilai ekonomi demi kesejahtaraan masyarakat sekitar.
Surga yang terletak di desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Indramayu tersebut berupa pantai dengan 25 hektare hutan mangrove yang begitu lebat. Hutan tersebut menjadi rumah bagi burung, kepiting dan ikan.
Pada Sabtu (13/3) lalu, tim Asal Gowes Radar Cirebon ditemani kawan-kawan Bank Syariah Indonesia (BSI), melakukan perjalanan yang begitu menantang ke desa yang dipimpin oleh Plt Kuwu Subhan.
Para pegowes diajak untuk mengunjungi Pantai Sarwajala yang berjarak kurang lebih 2 kilometer dari kantor balai desa. Di sana, rombongan disambut oleh ketua BUMDes, yang ditunjuk oleh pemerintah desa untuk mengelola pantai tersebut. Sekaligus pelopor pengembangan kawasan.
Ketua BUMDes Al Barokah Bungko Lor, Syamsu Ardian mengatakan, Pantai Sarwajala saat ini tengah menggeliat menjadi salah satu destinasi wisata bagi warga di wilayah Kecamatan Kapetakan, Suranenggala, Gunungjati dan sebagian Indramayu.
“Pantai ini menawarkan wisata hutan mangrove dengan menggunakan track bambu dan wisata mancing di muara Sungai Bungko yang notabene menjadi lintasan utama para nelayan setempat,” katanya.
Pada awalnya, pengembangan Pantai Sarwajala hanya untuk memudahkan para pemancing yang sudah biasa berkunjung ke muara sungai. Namun, lama kelamaan muncul ide agar tidak hanya untuk pemancing, tapi masyarakat umum juga bisa menikmati.
“Agustus 2020 lalu, kami buat trek sepanjang 100 meter menjorok ke laut dan 100 meter ke area hutan mangrove. Selanjutnya, kami juga buat spot-spot untuk pengunjung bisa bersantai sambil menikmati semilir angin dan deburan ombak,” bebernya.
Setiap hari, lanjut dia, ada saja pengunjung yang datang ke pantai. Bahkan, untuk para pemancing bisa sampai 24 jam. “Setelah kita promo melalui medsos, banyak yang datang. Khususnya pemancing,” lanjutnya.
Pengunjung juga bisa menikmati lezatnya kuliner setempat yang diolah langsung para pelaku UKM. Berupa ikan bakar, kepiting saos tiram dan ayam panggang khas Bungko. “Caranya, pengunjung bisa memesan langsung ke pengelola pantai atau melalui medsos. Dalam tempo waktu sekian menit, makanan akan diantar langsung ke pengunjung yang sudah menunggu di pinggir pantai,” terangnya.