CIREBON – Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat eskalasi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon meningkat. Hujan deras yang tiba-datang, kemudian berhenti dan diwarnai matahari terik membuat nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab DBD mudah berkembang biak.
Meskipun kasusnya tidak sebesar kasus pada dua tahun terakhir, namun dalam dua bulan ini ada puluhan kasus DBD di Kabupaten Cirebon. Dua kasus meninggal
Kabid P2P Dinkes kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana SKM kepada Radar mengatakan dalam dua bulan terakhir ada 81 kasus DBD di Kabupaten Cirebon.
Jumlah tersebut terdiri dari 33 kasus yang terjadi pada bulan Januari 2021 dan 48 kasus yang terjadi pada Februari 2021. Menurut Nanang dari dua kasus tersebut, ada dua kasus meninggal dunia yang terjadi masing-masing satu kasus di Januari dan satu kasus di Februari.
“Ada dua kasus meninggal, eskalasinya memang mengalami kenaikan diabanding-bulan-bulan sebelumnya, tapi jika dibandingkan diwaktu yang sama dengan dua tahun sebelumnya sangat jauh sekali penurunannya,” ujarnya.
Ditambahkan Nanang, pada dua bulan awal di tahun 2020 terjadi 212 kasus dengan 90 kasus, meninggal 4 kasus di bulan Januari. Pada Februari 2020 terjadi 122 kasus meninggal 2. Sementara pada Januari 2019 ada 100 kasus dan pada Februari 2019 ada 205 kasus dengan jumlah kasus meninggal 5 orang.
“Di tahun 2021 ini, ada 5 wilayah yang dominan terjadi kasus DBD di antaranya Plumbon dengan 8 kasus, Babakan 7 kasus, Depok dengan 6 kasus, Gunung Jati 5 kasus dan Weru 4 kasus,” imbuhnya.
Diterangkan Nanang, masyarakat harus waspada dan hati-hati dengan kasus ini. Ia menyarankan agar perilaku hidup bersih dan sehat selalu diterapkan dalam keseharian untuk mengantisipasi terjadinya kasus DBD.
“Jaga kebersihan, biasakan hidup bersih dan sehat. Awasi lokasi genangan dan peeiksakan segera jika terjadi gejala-gejala terserang DBD yang dibawah oleh nyamuk aedes aegypti,” ungkapnya. (dri)