PERSETERUAN Bupati H Acep Purnama dengan Wabup HM Ridho Suganda akhirnya mendapat sorotan dari para Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP di 23 kecamatan di Kabupaten Kuningan. Mereka menyayangkan hal ini masih berlarut, padahal awalnya mengira konflik Acep-Ridho sudah selesai di Jakarta.
Sorotan para pengurus PAC ini terungkap saat adanya pertemuan mendadak sebanyak 23 dari 32 PAC PDIP di Desa Cihideung Hilir, Kecamatan Cidahu, Minggu (21/3). Mereka pun mendesak agar Wabup Ridho meminta maaf dan menyudadi kegaduhan ini.
Menurut Ketua PAC PDIP Kecamatan Ciawigebang, H Karyani ST, pertemuan para ketua PAC tersebut terjadi spontan, atas keterpanggilan para pengurus terhadap kondisi yang terjadi. Dalam hal ini soal konflik Acep-Ridho yang merupakan kader PDIP. Ia memastikan pertemuan tersebut sama sekali bukan karena adanya perintah dari DPC PDIP Kuningan.
“Kami terpanggil untuk melakukan pertemuan para PAC. Ini spontan kami bertemu. Memang dari 32 kecamatan itu, hanya ada 23 PAC. Tapi yang lainnya melalui telepon, karena bentrok dengan kesibukan dan pekerjaan masing-masing. Jadi, ini adalah semua PAC PDIP se-Kabupaten Kuningan,” kata Jikar, sapaan akrab Haji Karyani kepada Radar Kuningan.
Jikar yang juga mantan anggota DPRD Kuninga Dapil 3 ini mengatakan hasil pertemuan mereka telah melahirkan sejumlah poin penting yang akan segera disampaikan ke DPC PDIP. Di antaranya mendesak agar wabup meminta maaf. “Salah satu poinnya, kita mendesak Pak Wabup minta maaf. Insya Allah poin-poin yang kita hasilkan dari pertemuan tadi akan kita sampaikan secara tertulis ke DPC. Besok (hari ini, red) perwakilan PAC akan ke DPC,” ujar Jikar.
Ikut menambahkan, Ketua PAC PDIP Sindangagung, RK Sodi. Ia menjelaskan, pertemuan para PAC tersebut untuk bertukar pendapat, termasuk menyikapi polemik antara bupati dan wabub. “Intinya sagat menyayangkan atas sikap Wabub Edo (panggilan akrab Ridho Sugandi). Baru saja mediasi yang diinisiasi oleh Ketua DPD Jabar, yaitu Pak Ono Surono di Jakarta, sudah muncul lagi statemen bahwa pertemuan di Jakarta seolah tidak ada hasil atau sia-sia,” kata RK Sodi.