HIDUP segan mati tak mau. Itu kata Sekretaris DPC Organda Cirebon Karsono SH MH. Ia mengibaratkan nasib angkot saat ini. Banyak yang sudah beralihtangan. Bahkan sudah dijadikan odong-odong. Karsono pun punya usul. BRT atau bus rapid transit yang didapatkan Pemkot Cirebon dari Kemenhub bisa menjadi pengganti angkot.
Menurut Karsono, jika pemerintah punya dana lebih, lebih baik angkot semua dilelang. Angkutannya diganti dengan BRT. Dengan kondisi mobil yang lebih muda, fasilitas lebih, pasti nyaman untuk konsumen. Lalu lintas juga akan lebih tertib. “Tapi sediakan dulu anggaran PSO (public service obligation) untuk menyubsidi cost BRT,” usul Karsono.
Pemkot Cirebon memang menerima hibah 10 unit BRT dari Kemenhub. Diterima pada akhir tahun 2019 lalu, hingga kini belum dioperasikan. Pemkot Cirebon sendiri kembali membuat pernyataan bahwa bus-bus itu akan mulai dioperasikan April mendatang.
Seperti diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon Andi Armawan. “Progres saat ini adalah sudah terfasilitasinya pengelola BRT yakni PD Pembangunan dengan operator PT Bima Intra Global (BIG). Sudah ada perjanjian kerjasama (PKS). Sedangkan untuk PKU masih belum menemui titik kesepakatan. Karena nantinya harus jelas siapa berbuat apa di dalam perjanjiannya,” ungkap Andi Armawan, Senin (22/3).
Mantan Kasatpol PP ini mengatakan pihak Dishub, PD Pembangunan, PT BIG dan Organda sudah dipanggil Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi dan memaparkan kesiapan pengoperasian BRT pada April mendatang. “Jadi bukan 1 April untuk peluncuran BRT. Tetap di bulan April. Itu bisa awal atau pertengahan. BRT ini sudah tahun ketiga keberadaannya, mau berapa tahun lagi agar bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk pelayanan masyarakat,” ujarnya.
Terkait dengan Organda, Andi menyebutkan, pihaknya akan menggandengnya sebagai penyedia awak BRT tersebut. “Bisa direkrut (tenaga untuk pengoperasin BRT, red) dari awak angkutan kota yang ada, yang kemudian diberikan pelatihan khusus. Bisa juga dijadikan sopir BRT maupun petugas bus lapangan. Nah, tiketing nantinya menggunakan uang nontunai dan bus akan difasilitasi WiFi gratis, kemudian CCTV untuk memantau pergerakan di dalam ruangan BRT itu,” sebutnya.