“Di Jl Pilang Raya akan ketemu D8. Terus di Jl Diponegoro bersinggungan dengan angkot GG. Juga akan ketemu D4. Dan ketemu D1 dari Pelabuhan sampai ke Teja Berlian. Jadi kalau rute dalam kota kita ketemu dengan D1, D4, D8, GG,” terang Henry.
Kabag Perekonomian Setda Kabupaten Cirebon Dedi Samanhudi mendukung penuh niat baik tersebut. ‘Kami sangat mendukung karena dalam rangka meningkatkan layanan publik kepada masyarakat. Kalau bisa jangan hanya kerjasama di bidang transportasi. Tapi juga kerjasama dalam bidang lain,” terangnya.
Kabid Bidang Angkutan Dishub Kabupaten Cirebon Yayan Sunarya juga menyambut baik apa yang dilakukan Pemkot Cirebon melalui Dishub Kota Cirebon. Apalagi, katanya, di Jl Soekarno-Hatta sampai sekarang belum ada angkutan pedesaan. “Kami harapkan sebelum launching yang melewati Kabupaten Cirebon ada rapat teknis lagi. Ya untuk meminimalisir masalah,” terangnya.
Empat titik halte di kabupaten cirebon itu ada di Jl Pangeran Cakrabuana, Megu, Plered dan Pilang. Namun untuk koordinat belum ditentukan. Baru sebatas wilayah yang dituju.
Masih pada kesempatan itu, Kanit Dikyasa Polres Ciko Iptu Zaitun SH mengingatkan soal pergantian atau penyesuaian SIM A angkot dengan SIM bus B1 umum yang wajib ditempuh sebelum mereka mengaspal. Juga menyarankan agar perekrutan para sopir dilakukan secara selektif.
Termasuk mempertimbangkan usia yang matang agar dapat mengatur emosi selama sopir di balik kemudi. “Karena sudah lama tidak dipakai, alangkah baiknya bus dilakukan run check sebelum diresmikan,” ujarnya. (ade)