KESAMBI – Momen Hari Buruh Internasional (May Day) 1 Mei, tidak semua serikat pekerja menggelar aksi di Kota Cirebon. Informasinya, hanya ada Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) yang akan turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi kepentingan buruh.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kota Cirebon M Fahrozi menjelakan, dalam rangka May Day ini, pihaknya tidak punya agenda akan turun ke jalan. Hanya ada rekan dari serikat pekerja (SP) lain yang merencanakan aksi tersebut.
Namun, kata dia, apapun itu, pihaknya turun mengapresiasi dan mendukungnya. Terlebih lagi, isu nasional yang saat ini menjadi agenda besar May Day, adalah menggolkan judicial review terhadap Undang-undang Nomor 11 tahun 2020, khususnya yang mengatur tentang ketenagakerjaan.
“Isu nasionalnya, semua SP menolak Omnibus Law Cipta Kerja. Sekarang lagi judicial review di MK yang diajukan oleh KSPI. Masih dalam masa sidang-sidang. Kami dan semua serikat pekerja mendukung itu. Omnibus Law Cipta Kerja harus dibatalkan,” ujarnya.
Untuk kegiatan yang digelar pihaknya, Fahrozi menyebut bakal digelar agenda santunan fakir miskin, atau sasaranya pekerja yang meninggal dunia. Keluarga ahli warisnya diberi santunan.
“Agenda ini sudah didukung oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Cirebon. Banyak yang sudah bersedia membantu kegiatan yang panitianya berasal dari unsur Tripartit. Tempatnya digelar di disnaker, karena prokes apakah memungkinkan menghadirkan mereka, atau nanti kita yang mendatangi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutikno SH menjelaskan, untuk agenda yang digelar bersamaan bareng disnaker dan SP, pihaknya mendukung rencana kegiatan tersebut. Terkait harapan para pengusaha, Sutikno mengaku, jika dalam momen May Day menjadi hari yang bisa meningkatkan semangat para buruh. Mengingat sejauh ini, hak-hak dan kesejahteraannya diharapkan bisa meningkat, sepanjang perusahaan itu mampu memenuhinya.
Terlebih lagi, kata dia, dalam kondisi sedang musibah. Karyawan yang masih bekerja harus bersyukur, karena ternyata kondisi pandemi ini menjadi beban yang luar biasa. Belum melihat karyawan yang menghendaki demo.
“Sejauh ini semua dari SP kooperatif, mengajak pelaku usaha berdialog jika punya keinginan apa,” tuturnya. (azs)