JATIBARANG- SMK Muhammadiyah Jatibarang siap member bantuan bagi alumninya yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan belum bekerja. Bahkan pihak sekolah, menebar sejumlah baliho di tempat-tempat strategis yang isinya agar alumni korban PHK mendatangi sekolah. “Bagi alumni SMK Muhammadiyah Jatibarang korban PHK dan belum bekerja harap kembali ke sekolah kita cari solusi bersama” tulis imbauan di baliho itu.
Kepala SMK Muhammadiyah Jatibarang, Yusron Arieady menyebutkan, pemasangan baliho adalah langkah awal sekolah untuk mendorong kembali para alumni yang telah menjadi korban PHK di masa pandemi Covid-19 ataupun yang belum bekerja untuk memiliki semangat bangkit.
“Ini baru tahap awal saja. Sebar spanduk barangkali ada alumni kami yang kena PHK dan belum kerja bisa datang kesekolah. Kita duduk bersama menjadi solusi bersama, sekolah akan memfasilitasinya,” ucap Yusron pada Radar Indramayu, kemarin.
Dengan slogan SMK membangun desa, jelas Yusron, sekolah akan berkoordinasi dengan pemerintah desa dalam mencari solusi bagi para alumninya yang terkena PHK dan belum bekerja.
Hal ini, lanjutnya, sebagai upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Indramayu, khususnya di desa, karena pada sejatinya siswa SMK berasal dari desa, sekolahnya berlokasi di desa, dan tenaga pendidik kependidikan SMK Muhammadiyah berasal dari desa.
“Di desa kan ada dana desa, nanti alumni yang punya keahlian apa, kami akan berkoordinasi dengan kuwunya, agar bisa ikut dilibatkan dalam berbagai kegiatan di bidang kompetensi kesehatan, termasuk yang memiliki keahlian lainnya seperti keterampilan membuat makanan olahan, akan kita fasilitasi bekerja dengan pemerintah desa solusi pengembangan pemasarannya, walaupun sampai sekarang belum ada laporan bahwa alumni kami terkena PHK atau belum bekerja,” paparnya.
Untuk memastikan bahwa alumninya sudah bekerja, pihaknya akan menerjunkan para tenaga pendidik secara langsung datang ke desa-desa mendata para alumninya yang sudah bekerja atau yang belum.
“Bagi yang belum bekerja sekolah memfasilitasi mereka, mengumpulkannya dan berdiskusi bersama melihat kompetensi keahliannya bukan saja keahlian akademik tetapi keahlian lainnya,” katanya.