Keraton Kanoman Bantah Rahardjo Lakukan Gerebek Syawal
CIREBON – Polemik takhta Keraton Kasepuhan ternyata terus bergulir. Bahkan, Raden Rahardjo Djali sempat melakukan tradisi Gerebek Syawal, Senin (24/5) kemarin. Dirinya mengaku bahwa ia sebagai polmah Keraton Kasepuhan. Dalam Gerebek Syawal, Rahardjo mengunjungi makam Sunan Gunung Jati.
“Ini merupakan hari istimewa, karena saya mengikuti Gerebek Syawal sebagai polmah (baca: orang yang diberi kuasa). Mungkin saat Gerebek Syawal situasinya sedikit hectic (sibuk, red). Tapi ke depan, Insya Allah akan lebih baik. Saya mengikuti prosesi tradisi ini dengan tetap mengacu kepada pakem yang ada,” ujar Rahardjo, kemarin.
Namun rupanya, hal tersebut langsung disayangkan oleh pihak Kesultanan Cirebon. Di antaranya, diwakili oleh Ratu Mawar dan Ratu Raja Lathifah dari Keraton Kanoman. Mawar yang merupakan putri dari Sultan Kanoman XI, Kanjeng Sultan H Mohammad Jalaludin, mengatakan, awalnya Rahardjo hanya meminta izin untuk ziarah ke makam Sunan Gunung Jati.
“Kegiatan Gerebek Syawal merupakan kegiatan rutin, dan pelaksanaannya berbasis atau dimulai dari Kesultanan Cirebon. Jadi, tidak umum dilakukan sekelompok keluarga atau kelompok tertentu,” ujar Mawar.
Ia juga menegaskan bahwa dalam keraton, terdapat tatanan, tradisi, kebiasaan, dan adat yang tidak sembarang boleh dilakukan oleh kelompok tertentu. Misalnya, Gerebek Syawal, yang dilaksanakan satu minggu setelah Idul Fitri.
Awalnya juga, Rahardjo hanya meminta izin kepada Keraton Kanoman yang disampaikan oleh Elang Upi dari Mertasinga, untuk melakukan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati secara kekeluargaan.
“Izinnya hanya untuk ziarah keluarga, bukan Gerebek Syawal. Itu yang harus kami klarifikasi dan kami luruskan. Sebab, sepanjang ziarah, dengan tata krama yang baik, tentu pihak Keraton Kanoman tidak keberatan,” tambah Mawar.
Berkaitan dengan masalah di Keraton Kasepuhan yang masih belum selesai, pihak keluarga Kesultanan Cirebon memiliki tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan masalah tersebut. Yakni, dengan mendudukkan Sultan Kasepuhan yang sesuai dengan trah dari Sunan Gunung Jati.
“Dimohon semua pihak jangan memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan dirinya sultan,” tutup Mawar.
Sebelumnya, Raden Rahardjo Djali menghebohkan masyarakat dengan menggembokruangan Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon. Video Rahardjo menggembok ruangan Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon tersebar di jagat maya. Selain menggembok, Rahardjo juga membuat video yang menyatakan bahwa kekuasaan Kesultanan Kasepuhan diambil oleh keluarganya, keturunan Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin.