Camat sekaligus Satgas Covid-19 Lemahwungkuk, Adam Walesa SSTP MSi mengatakan, vaksinasi Covid-19 bukan suatu momok menakutkan. Didasari karena banyaknya informasi yang tidak jelas kebenarannya. Sumber informasi tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Khususnya, untuk warga lanjut usia jangan khawatir. Karena sebelum penyuntikan vaksin, dilakukan proses screening oleh dokter dan tenaga kesehatan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, jika saat screening tidak memenuhi standar kesehatan yang diperbolehkan –misal, tensi darah tinggi dan lain-lain- maka vaksinasi akan ditunda. Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Lemahwungkuk telah berjalan sejak Ramadan. Khususnya untuk lansia dan pelayan publik.
“Target tahap pertama cakupannya sudah 90 persen. Tahap kedua prosesnya masih berjalan, jadi belum dapat dipresentase,” terangnya.
Ditambahkan, masyarakat di Kecamatan Lemahwungkuk antusias melakukan vaksinasi. Hanya saja, ada sebagian yang masih termakan isu-isu hoaks pemberitaan negatif soal vaksinasi itu. “Kami juga terus berupaya mensosialisasikan vaksinasi ini. Kami menjemput warga yang tinggalnya jauh dari lokasi vaksinasi, mudah-mudahan di tahap kedua ini dapat berjalan maksimal,” paparnya.
Penanggung Jawab Vaksinasi Puskesmas Kesunean, Yeti Sumiati AMd Keb mengatakan, sasaran vaksinasi masih pelayan publik dan lansia untuk dosis kedua. Jumlahnya, lansia 10 orang dan pelayan publik 40 orang. “Tidak ada yang ditunda, semua menjalani vaksinasi,” tuturnya.
Ia menambahkan, efek samping vaksinasi yakni mengantuk dan pegal-pegal di bagian tubuh yang disuntik. Kemudian merasa lemas. Itu, kata Yeti, hal yang wajar. Tak ada masyarakat yang mengalami efek lain di luar yang telah disebutkan.
“Sehingga jangan takut atau khawatir berlebih untuk menjalani vaksinasi Covid-19 ini. Kembali kami sampaikan bahwa vaksinasi ini aman. Ini merupakan ikhtiar kita semua agar pandemi ini segera berakhir,” tutupnya. (ade)