KEJAKSAN – Krisis tinta E-KTP atau biasa dikenal reborn dan film, membuat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cirebon terpaksa meminjam ke daerah lain. Yakni, Kabupaten Indramayu dan Sumedang.
Kepala Disdukcapil, Drs Atang H Dahlan MSi mengakui, saat ini pihaknya kehabisan setok reborn dan film sebagai syarat untuk bisa mencetak E-KTP. Habisnya reborn dan film, karena proses lelang belum selesai. Meski sudah ada pemenang melalui lelang cepat, namun hingga sekarang, belum ada kiriman reborn dan film.
Karena tidak ingin pelayanan terganggu, kata Atang, pihaknya berinsiatif melakukan kunjungan ke Sumedang dan Indramayu. Tujuannya adalah meminjam reborn dan film. “Ketika nanti barangnya sudah ada dari pemenang lelang, maka yang dari Indramayu dan Sumedang, dikembalikan dengan jumlah yang sama,” jelasnya kepada Radar Cirebon di ruang kerjanya, kemarin (3/6).
Atang menjelaskan, dari silaturahmi ke Indramayu, Kota Cirebon mendapat pinjaman tiga reborn dan satu film. Kabupaten Indramayu sebenarnya mau pinjam epolish (untuk mencetak KIA), tapi karena setok di Kota Cirebon tidak ada, maka batal.
Peminjaman ke Indramayu, kata Atang, sebenarnya bukan kali ini saja. Sebelumnya, 12 reborn dipinjam Kota Cirebon dari Indramayu. Kisaran waktunya saat itu sekitar bulan April 2021. Jadi, total 15 reborn Kota Cirebon meminjam ke Indramayu.
Selain meminjam ke Kabupaten Indramayu, Kota Cirebon juga meminjam ke Kabupaten Sumedang, sebanyak 10 reborn. Kota Cirebon saat itu juga meminjamkan lima film ke Sumedang. “Jadi kami meminjam reborn dan film ke Indramayu dan Sumedang,” tandasnya.
Walaupun lelang cepat sudah ada pemenangnya, menurut Atang, kondisi ini serupa terjadi se-Indonesia. Sampai sekarang masih saling pinjam. “Nilai pagu pengadaan Rp1,2 miliar. Khusus reborn dan film sekitar Rp700 juta,” terangnya.
Pria yang kabarnya akan kena rotasi menjadi Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) menggantikan Anwar Sanusi tersebut menjelaskan, printer pencetakan E-KTP saat ini, yang efektif hanya satu unit. Sebelumnya ada tujuh unit, tapi sekarang tersisa dua, itu pun satu sudah mulai rusak . Yang normal tinggal satu. “Sudah kita usulkan untuk bisa pengadaan printer E-KTP. Usulannya 10 unit printer,” tegasnya.