Tunda 9 Tahun Berangkat Haji

Tunda 9 Tahun Berangkat Haji
Tata Suparta
0 Komentar

 
MAJALENGKA – Keputusan Kementerian Agama (Kemenag) kembali menunda keberangkatan haji di tahun kedua ini disikapi sedih sejumlah calon jamaah haji asal Kabupaten Majalengka. Tata Suparta, jamaah haji asal Desa Rancaputat Kecamatan Sumberjaya ini menerima keputusan pahit untuk kedua kalinya ini. Tahun 2020 dan di tahun 2021 ini. Pada tahun ini dirinya sudah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk vaksinasi sinovac yang telah diberikan kepada seluruh calhaj.
“Mungkin satu sisi pemerintah melalui Kemenag telah mempertimbangkan pandemi Covid-19 yang masih belum terkendali. Tetapi saya pasrah dengan keputusan kedua kalinya ini,” kata Tata, di kediamannya, Minggu (6/6).
Ia menerima dengan lapang dada dan mengikhlaskan jika keputusan tersebut demi kebaikan seluruh jamaah di Indonesia, akibat pandemi global saat ini. Namun perasaan sedih diterimanya. Ia menuturkan seharusnya berangkat pada tahun 2020 lalu, namun gagal berangkat akibat pandemi Covid-19 juga.
Pada tahun ini juga merasakan hal serupa. Ia ikhlas karena sesungguhnya ibadah haji merupakan panggilan dari Allah SWT. Ketika tahun ini kembali tidak bisa melaksanakannya, maka dirinya meyakini jika ini merupakan yang terbaik bagi semuanya.
“Allah sudah merencanakannya. Kami ikhlas dan ridha. Mungkin ini juga petunjuk dari Allah agar semuanya (calhaj) harus bersabar. Tetapi kasihan juga bagi calhaj yang sudah lansia yang menunggu puluhan tahun lamanya,” terangnya.
Dalam proses pendaftaran haji, Tata sudah mendaftar menjadi calhaj dan sudah menunggu antre selama sembilan tahun atau sejak tahun 2012 lalu. Kegiatan pelaksanaan manasik haji juga sudah dilakukan bersama puluhan calhaj lainnya di KBIH Al Ikhwan Kecamatan Leuwimunding.
Selain itu juga pembuatan paspor, dan cek kesehatan hingga vaksinasi meningitis, sampai vaksinasi Sinovac dan pembagian kain ihram sudah didapatkannya. Ia bersama ribuan calhaj lainnya sudah disuntik vaksin Covid-19. Semuanya sudah siap berangkat sejak tahun 2020 lalu.
Ia  meminta kepada Kemenag agar bisa bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk meminimalisir beberapa informasi yang tidak benar. Hal tersebut dapat mengganggu psikologi calhaj.
“Tapi mau bagaimana lagi. Semoga niat saya untuk berhaji ini bisa dicatat sebagai pahala. Sejak dua tahun terakhir ini kerap muncul informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ini yang harus di minimalisir. Kemenag bisa berkolaborasi dengan Kominfo. Kasihan, apalagi informasi hoaks itu diterima calhaj yang sudah lansia,” harap fungsional Pengadministrasian Puskesmas Leuwimunding ini. (ono)

0 Komentar