Apalagi, dalam gelaran pertandingan enam cabor di Porprov Jabar mendatang, direncanakan akan dipusatkan di kawasan Stadion Bima. Hal ini tentunya memerlukan anggaran yang cukup besar untuk menata dan menyiapkan lokasi arena pertandingan.
“Karena, tempat yang disiapkanya di Bima, otomatis kebutuhan untuk penataan venue cukup besar,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua KONI Kota Cirebon, Hj Wati Musilawati mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa kali rapat terkait persiapan Porprov Jabar 2022. “Tiba-tiba harus menyiapkan anggaran besar di tengah pandemi, tentu akan sulit,” ujar Wati, kemarin.
KONI Kota Cirebon baru mendapat informasi tentang anggaran pelaksanaan Porprov Jabar sekitar satu bulan yang lalu. Utamanya, konsultasi dengan Pemerintah Kota Cirebon. Namun, KONI tidak bisa berbuat apa-apa, karena secara legalitas, untuk penunjukkan KONI Kota Cirebon sebagai tuan rumah, belum ada ketetapan dari gubernur Jawa Barat.
“Keputusan gubernur adalah jadi dasar KONI untuk menganggarkan dan mempersiapkan venue. Kalau anggarannya nggak ada, nggak mungkin bisa. Apalagi kalau telat. Kita masih menunggu,” tambah Wati.
Sebenarnya, pihak KONI sudah mempersiapkan sejak awal Januari 2021. Utamanya menyampaikan bahwa Kota Cirebon siap menjadi tuan rumah penyelenggara karena mundurnya Tasikmalaya. Namun, Wati tidak menyangka, prosesnya akan memakan waktu lama.
Rencananya, KONI Kota Cirebon meminta suntikan anggaran sejak 2020 dengan mengajukan sekitar Rp27 miliar untuk beberapa kegiatan. Seperti pelaksanaan kegiatan rutin KONI, pemberangkatan kontingen, dan penyelenggaraan Porprov Jabar tahun 2022. “Namun, belum ada anggaran yang terealisasi,” terang Wati.
Wati berharap, Pemprov Jabar bisa segera memberikan keputusan final terkait pelaksanaan Porprov 2022. Utamanya penunjukan secara resmi Kota Cirebon menjadi penyelenggara Poprov Jabar 2022.
“Kalau secara tiba-tiba, pasti keberatan. Jadi, harapannya, pemprov bisa memberikan keputusan final. Agar pemda dan KONI bisa mempersiapkan anggarannya jauh-jauh hari. Tanpa dasar yang betul, kita tidak bisa berbuat apa-apa,” tutup Wati. (azs/jerrell)
Butuh Ketegasan Gubernur

