CIREBON – Penanganan limbah sampah medis Covid-19 ditengarai tidak sesuai standar. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah ambil langkah antisipasi sebelum jadi bom waktu yang membahayakan kesehatan masyarakat.
Menurut Netty, pemerintah harus segera tanggap dan ambil langkah antisipasi soal penanganan limbah sampah medis yang amburadul dan tidak sesuai standar. Jangan sampai menjadi bom waktu yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
“Kita tidak ingin masalah limbah menjadi pemicu munculnya persoalan kesehatan lainnya,” tegas dia.
Netty menegaskan, limbah medis yang tidak dikelola dengan baik dan aman, dapat menyebabkan penyakit karena mengandung zat berbahaya seperti patogen, genotoksik, bahan kimia atau obat beracun dan radioaktif.
“Pandemi Covid-19 tentu meninggalkan penumpukan limbah medis di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,” ujarnya.
Untuk itu, Netty berharap, pengelolaan limbah membutuhkan sinergitas antara Kementerian Lingkungan Hidup, Kemenkes, Satgas Covid-19 dan pemda terkait. Harus dilakukan pengecekan ke daerah-daerah apakah setiap fasyankes yang ada memiliki sistem pengolahan limbah medis yang standar.
Kekhawatiran legislator Dapil Jawa Barat VIII tentang buruknya penanganan limbah medis tersebut cukup beralasan. Beberapa hari yang lalu, sampah plastik hingga limbah medis bekas antigen Covid-19 berserakan di atas jembatan penyeberangan orang (JPO) di Kabupaten Kudus.
Kasus berserakannya sampah medis di Kudus menjadi peringatan bagi pemerintah untuk lebih waspada. “Kita tidak ingin kasus ini seperti gunung es yang tampak di permukaannya saja,” pungkasnya. (abd)