Ada Perbaikan, Rusak Lagi

Ada Perbaikan, Rusak Lagi
PASRAH: Persoalan di Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon tak kunjung teratasi. Mulai dari armada hingga ruang untuk kantor masih jauh dari kata layak. --FOTO: ADE GUSTIANA / RADAR CIREBON
0 Komentar

Belum Ada Gedung Damkar yang Representatif
CIREBON – Sekelumit persoalan di Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon tak kunjung teratasi. Mulai dari armada, hingga ruang untuk kantor, masih jauh dari kata layak.
Kepala Dinas Damkar Kota Cirebon, Drs Adam Nuridin MSi mengakui, perihal gedung dan kendaraan, menjadi prioritas. Sudah usul ke Pemkot Cirebon untuk pindah, tapi belum ada yang representatif.
“Awalnya minta pindah ke kompleks perkantoran Stadion Madya Cirebon, tidak bisa. Diberikan di gedung Balaikota Cirebon terlalu jauh dengan tim petugas Damkar,” jelasnya.
Adam membeberkan, kondisi armada saat ini yang masih layak hanya tiga unit. Dua unit kapasitas 3.000 liter dan satu unit lagi kapasitas 4.000 liter. Ketiganya mobil suplai air.
“Selebihnya, sebanyak tiga unit rusak, karena usia kendaraan sudah 15-20 tahun. Memang ada perbaikan, tapi sebulan rusak lagi. Terutama bagian mesin dan tangki yang tak lama lagi jebol,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, untuk membeli satu unit armada pemadam kebakaran dengan kapasitas 3.000 liter, harganya mencapai Rp1,3 miliar. Harga tersebut sulit untuk dianggarkan di APBD di masa pandemi Covid-19.
Selasa (15/6), anggota Komisi I DPRD Kota Cirebon mengunjungi kantor Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cirebon. Sekretaris Komisi I, Tunggal Dewananto mengaku prihatin melihat kondisi bangunan dan ketersediaan armada pemadam kebakaran. Meski ada tambahan satu armada, masih dianggap kurang cukup untuk luas wilayah Kota Cirebon.
“Perlu banyak perhatian, utamanya anggaran untuk mendukung kinerja para pemadam kebakaran. Namun, melihat kondisi keuangan daerah juga serba membingungkan selama pandemi Covid-19,” ujarnya.
Imbas kekurangan anggaran, anggota Fraksi PPP itu juga mengatakan, bangunan yang sempat ambruk belum bisa dibangun kembali. Bangunan yang sejatinya untuk bagian administrasi, harus pindah sementara di mes petugas pemadam kebakaran. Letaknya di belakang kantor yang atapnya telah ambruk itu. Tunggal Dewananto meminta agar mengkaji kebutuhan petugas damkar dengan gaji yang diterima. “Prioritaskan kajian jumlah petugas damkar dengan honor yang diterima,” pintanya.
Ia juga mengingatkan agar ada kajian potensi bencana kebakaran di Kota Cirebon. Karena, jumlah gedung tinggi mulai meningkat. Sehingga, potensi bencana kebakaran gedung-gedung di Kota Cirebon harus dikaji. “Selama ini, paling maksimal tingginya 25 meter. Masih bisa di-cover, tapi perlu juga lebih dari itu,” kata dia.

0 Komentar