“Kita akan dorong agar ke depan lebih banyak KWT. Bahkan bukan hanya sayuran, bisa seperti ikan lele dan jagung,” harapnya.
Ketua RW 15 Nuansa Majasem, Dedi Fachrudin MM menjelaskan, hadirnya KWT Nuansa Sahati yang merupakan akronim dari Sayur Sehat Bergizi (Sahati), berawal dari keluhan warga akan harga sayuran yang semakin melonjak.
“Ide awal, berangkat dari mahalnya sayuran cabai. Akhirnya ibu-ibu mulai bergerak dan mendapatkan dukungan langsung dari DPPKP,” kata Dedi.
Berangkat dari situ, masih kata Dedi, warga melihat banyak lahan yang seakan ditelantarkan oleh pihak pengembang. Sehingga muncul keinginan untuk memanfaatkan lahan agar bisa menghasilkan.
Karenanya, sinergitas KWT Nuansa Sahati dengan DPPKP, menurut Dedi, menjadi satu dari tujuh kelompok yang ditunjuk menjadi binaan pada program P2L. “Khusus untuk warga kami, cabai itu bisa murah. Itu motivasi awal kami. Kemudian juga sekaligus memanfaatkan lahan kosong yang telantar di area perumahan,” kata Dedi. (abd)