Protes Peternakan Kambing

Protes Peternakan Kambing
MENGGANGGU: Warga Surapandan, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, mengeluhkan keberadaan kandang kambing karena menimbulkan suara berisik dan aroma yang tidak sedap. -FOTO: KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
0 Komentar

Warga Surapandan Ancam Demo Yayasan
CIREBON – Warga RT 03/RW 04 Surapandan, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon mengeluhkan keberadaan usaha peternakan kambing yang berada di lingkunganya. Aroma tidak sedap serta suara berisik yang ditimbulkan dari kegiatan usaha tersebut, membuat warga resah dan tidak nyaman. Sebab, lokasinya hanya berjarak beberapa meter saja dari pemukiman warga.
Ketua RT 03, Suhadi mengatakan, keberadaan usaha peternakan kambing tersebut mulai beroperasi sejak pertengahan bulan April lalu. Usaha tersebut dibangun dan dikelola oleh sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan.
Saat itu, lanjut Suhadi, warga sekitar sudah menolak keberadaan kandang di lokasi tersebut. Selain lokasinya sangat berdekatan dengan pemukiman warga, kandang kambing berdiri di atas lahan yang tepat berada di tikungan jalan. Hal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu para pengendara yang melintas karena pandangannya terhalang oleh bangunan tersebut.
“Warga kami banyak yang mengeluh. Kalau lewat situ pasti bau. Terus, beberapa kali juga terjadi kecelakaan karena kalau ada yang melintas dari arah berlawanan, tidak kelihatan, karena ketutup,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RW 04 Surapandan, Udin Syafrudin mengakui bahwa sebelum bangunan tersebut berdiri, perwakilan yayasan pernah mendatanginya untuk memberitahukan rencana pembangunan kandang kambing untuk usaha peternakan. Namun demikian, saat itu dirinya belum memberikan keputusan apapun. Mengingat, hal tersebut harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan warga.
Untuk itu, pihaknya mengundang pihak yayasan untuk melakukan mediasi. Namun sayang, antara warga dan pihak yayasan tidak menemukan kata sepakat. Puluhan warga membuat petisi penolakan. Sementara pihak yayasan tetap keukeuh untuk membangun kandang di lokasi tersebut. Sontak saja hal tersebut membuat warga geram.
“Karena belum ada keputusan apapun, tapi justru dari pihak sana (yayasan) malah kambingnya diturunkan. Harusnya kan ada izin dulu ke warga sekitar,” ungkapnya.
Udin mengaku telah melaporkan hal tersebut kepada pihak kelurahan, kecamatan, dan dinas terkait. Selain itu, masalah tersebut juga telah dilaporkan kepada DPRD Kota Cirebon hingga walikota Cirebon. Dirinya berharap bahwa masalah tersebut bisa mendapatkan jalan keluar.

0 Komentar