Keraton Kasepuhan Panas Lagi

Keraton Kasepuhan Panas Lagi
Konferensi pers keluarga besar Sultan Sepuh XII. Menegaskan siap menghadapi persoalan yang selama ini mengganggu. Termasuk menghadapi pihak yang mengklaim lebih berhak menjadi sultan. --FOTO: ADE GUSTIANA / RADAR CIREBON
0 Komentar

 
CIREBON – Keraton Kasepuhan Cirebon kembali memanas. Kemarin, keluarga besar Sultan Sepuh XII menggelar konferensi pers di kediamannya. Menegaskan siap menghadapi persoalan yang selama ini mengganggu. Termasuk menghadapi pihak yang mengklaim lebih berhak menjadi sultan.
Patih Sepuh Sultan Sepuh XII Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat tampil paling depan. Membacakan teks kesepakatan bersama keluarga. Disaksikan keluarga mereka. Namun, Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin tak nampak hadir kemarin.
“Saya selaku patih sepuh, bersama keluarga besar Sultan Sepuh XII, akan aktif membantu peran Sultan Sepuh XV. Termasuk menghadapi persoalan pihak-pihak yang selama ini mencoba merongrong sistem adat yang telah berjalan,” katanya.
“Dan mengaku-ngaku mengklaim sebagai pihak yang lebih berhak menjadi sultan. Termasuk pihak-pihak yang meragukan keabsahan keluarga kami sebagai zuriat dari Sunan Gunung Jati,” tandas dia.
Goemelar merasa, pesan itu perlu disampaikan. Diketahui masyarakat. Agar peran keraton dalam syiar agama dan sosial bisa optimal. Serta menjaga nilai-nilai adat, tradisi, dan budaya. Goemelar meminta untuk menghindari kegaduhan dengan membuat prasangka.
“Kita harus bisa berempati terhadap kondisi dan situasi sosial sekarang ini, yang harus fokus terhadap perjuangan hidup di era pandemi. Kepada pihak-pihak yang mengklaim dan merasa lebih berhak untuk duduk sebagai sultan, dipersilakan menempuh mekanisme hukum,” tukasnya.
Kembali ditegaskan oleh adik Almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat itu, kalau keluarga besar Sultan Sepuh XII adalah trah Sunan Gunung Jati. “Kami ingin menyampaikan, mengklarifikasi polemik selama ini di Keraton Kasepuhan. Supaya Keraton Kasepuhan ke depannya kondisif. Tidak ada kegaduhan,” terangnya.
Goemelar tidak ingin terjadi saling fitnah, berprasangka, atau menghujat. Karena semua, kata Goemelar, adalah saudara. “Karena keraton ke depan harus tetap eksis. Keraton juga bukan milik kita. Kita diamanahi oleh leluhur kami. Yaitu Sunan Gunung Jati dan Pangeran Walang Sungsang,” tuturnya. Kalaupun ada yang mengklaim soal polmak di Kasepuhan, Goemelar mengembalikan semua ke proses hukum. (ade)
   

0 Komentar