Harga Jengkol Naik

0 Komentar

Lebih Mahal dari Daging Ayam
CIREBON – Harga jengkol di pasar tradisional melonjak. Bahkan harganya lebih mahal dari daging ayam. Ini memunculkan dilema bagi masyarakat, khususnya pecinta jengkol. Meski baunya menyengat, jengkol adalah makanan dengan kandungan nutrisi sangat baik. Bahkan disebut bisa 10.000 lebih efektif dari kemoterapi.
Salah satu pedagang di Pasar Jagasatru, Wahid (21) mengungkapkan, belakangan ini harga jengkol sudah tembus di atas Rp40 ribu per kilogram. Bahkan sudah jauh di atas harga daging ayam kiloan di beberapa pasar. Hal ini membuat minat masyarakat turun untuk membeli jengkol.
“Sekarang harganya Rp47 ribu sekilo. Normalnya itu sebenarnya Rp30-35 ribu sekilo. Kalau lagi musim sih murah. Tapi kalau lagi nggak musim, harganya bisa di atas daging ayam kiloan. Buktinya saja, seperti sekarang ini,” ujar Wahid, kemarin. Harga daging ayam sendiri saat ini sekitar Rp32 ribu per kilogram.
Wahid mengungkapkan, alasan kenaikan harga jengkol yang tinggi karena sulitnya mendapatkan pasokan. Saat ini sedang tidak musim jengkol. Sehingga, harga dari distributor lebih mahal dari biasanya. Akibatnya, Wahid harus menjual dengan harga yang lebih tinggi agar memiliki untung.
“Tapi yang beli lumayan. Soalnya cuma saya yang jual kalau di Pasar Jagasatru. Jadi biar pun mahal, pembeli masih lumayan banyak,” ungkap Wahid.
Sejauh ini, Wahid masih memiliki sisa jengkol yang belum terjual. Ada sekitar 40 kilogram. Kadang-kadang juga, sisanya dibagikan kepada para pedagang yang lain. Ia juga mengungkapkan, tidak setiap hari jengkol habis terjual.
“Kalau sepi ya kadang nggak habis. Kalau ramai ya habis. Rata-rata, saya jual lebih banyak pas harganya murah. Kadang juga kalau nggak habis, dibagikan ke teman-teman,” keluh Wahid.
Ke depan, ia berharap agar harga jengkol bisa kembali stabil di angka Rp35-40 ribu sekilo. Sehingga, nanti, yang beli banyak dan untungnya tinggi. Serta, tidak mengalami kondisi yang sepi pembeli hingga harus menyisakan dagangan. (jerrell)

0 Komentar