CIREBON – Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tak kalah ikut terdesak di situasi pandemi. Antara pendapatan dan modal yang dikeluarkan kadang hanya selisih tipis. Tak banyak yang bisa diperbuat. Apalagi tahun ini tak ada bantuan stimulan dari pemerintah.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (DPKUKM) Kota Cirebon, Maharani Dewi menyebut, tahun ini, Pemkot Cirebon tak mengeluarkan bantuan stimulan untuk para pelaku UMKM. Makanya, disarankan untuk pinjam di bank dengan bunga lunak. “Kami sudah imbau untuk itu (pinjam di bank dengan bunga lunak, red),” ungkapnya kemarin.
Tidak meminjam ke rentenir. Kata Maharani, karena bunga ke rentenir sangat besar. Mereka juga disarankan untuk tidak pinjam modal secara online (pinjol). Karena akan mempersulit usaha. “Selain bunga besar, penagihan (pinjol, red) tidak sewajarnya,” terangnya.
Maharani membeberkan, selama masa pandemi, ada penurunan jumlah pelaku UKM. Penurunan itu sebesar 18,7 persen. “Sebelumnya, kita punya 2.536 pelaku UMKM, sekarang tinggal 2.060. Mereka masih punya modal. Namun, antara pendapatan dan pengeluaran tidak sebanding,” katanya.
Dikatakan, terjadi penurunan pendapatan sekitar 30 persen. Bagi mereka yang punya modal terbatas, memilih untuk berhenti menjadi pelaku UMKM. Dijelaskan, pendapatan mereka sangat bergantung pada penjualan secara online. Serta kerja sama dengan outlet waralaba. Tak sedikit dari UMKM yang mengaku pendapatan yang diperoleh terbatas. Hanya cukup untuk modal dan gaji pegawai.
“Lumayan, dari penjualan online dan kerja sama dengan outlet. Tapi hanya bisa untuk bertahan saja,” jelasnya. (ade)