Keraton Kanoman: Bikin Saja Keraton Sendiri!

Keraton Kanoman: Bikin Saja Keraton Sendiri!
BERI PENJELASAN: Ratu Mawar Kartina (kerudung ungu) didampingi Pangeran Patih Keraton Kacirebonan Pangeran H Tomy Iplaludin Dendabrata dan Ratu Maryam. --FOTO: ADE GUSTIANA / RADAR CIREBON
0 Komentar

 
CIREBON – Kurang dari sepekan lalu, tiba-tiba Patih Sepuh Sultan Sepuh XII Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeria Diningrat, muncul di publik. Bersuara. Memberikan pernyataan persoalan yang sempat memanas. Ditanggapi saklek oleh Keluarga Keraton Kanoman.
“Kalau ingin punya kedudukan sebagai sultan, patih, dan lain-lain, bikin saja keraton sendiri,” ujar salah seorang keluarga Keraton Kanoman, Ratu Mawar Kartina, kemarin.
Dia didampingi Pangeran Patih Keraton Kacirebonan, Pangeran H Tomy Iplaludin Dendabrata dan Ratu Maryam selaku keluarga Keraton Kanoman juga.
Kembali ditegaskan dia, secara hukum, yang berhak menjadi sultan di Kasepuhan adalah trah atau ahli warisnya. Yakni, Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. “Kalau misal kita lihat sejarah, yang memang trah Sunan Gunung Jati, adalah sebatas sampai sultan yang kelima, yaitu Sultan Matangaji, setelahnya bukan merupakan trah langsung,” bebernya.
Ratu Mawar mengimbau, siapapun pihak yang mengklaim untuk berhenti mengatasnamakan trah Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana Cirebon, Keluarga Keraton Kanoman juga siap menempuh segala cara. Termasuk melalui proses hukum.
“Kami ini memberikan kesempatan kepada mereka (yang mengaku sultan, red) untuk instropeksi diri dan mengenali jati diri masing-masing. Kalau sudah ada putusan hukum sangat merugikan pihak mereka,” jelasnya.
Mawar menegaskan, status patih bukan sembarang. Disandangkan dan ada pengangkatannya. “Saya juga tidak tahu ini, Goemelar patih dari mana? Artinya harus ada mekanismenya patih itu!” tukasnya.
Yang terpenting, lanjut Mawar, bukan persoalan patih. Lebih kepada status dan kedudukan atau trah. Mawar mempertanyakan kesesuaian hal tersebut. “Saya tetap mengklaim Keraton Kasepuhan masih dalam kekosongan kepemimpinan yang trah daripada Sunan Gunung Jati,” tegasnya.
Dia meminta, yang mengaku-ngaku itu untuk instropeksi diri. “Jadi, persoalan yang ada di Kasepuhan, otomatis menjadi persoalan yang ada di Kanoman. Kita bicara dalam konteks kekratonannya. Bukan masalahnya,” ungkapnya.
Pernyataan itu adalah buntut dari yang dilontarkan Goemelar Soeria Diningrat kepada media, Selasa (27/6). Goemelar menegaskan akan aktif membantu peran Sultan Sepuh XV. “Termasuk menghadapi persoalan pihak-pihak yang selama ini mencoba merongrong sistem adat yang telah berjalan,” kata Goemelar.

0 Komentar